Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Di Sambas Kalimantan Barat, Menjadi Ibu Persusuan Itu Kebanggaan, Tapi Apakah Itu Sehat untuk si Bayi?

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Rabu, 09 Agustus 2017 |16:43 WIB
Di Sambas Kalimantan Barat, Menjadi Ibu Persusuan Itu Kebanggaan, Tapi Apakah Itu Sehat untuk si Bayi?
Ibu Satu Persusuan (Foto: Verywell)
A
A
A

BUDAYA yang ada di Indonesia beragam. Itu terlihat jelas dari bahasa, pakaian, rumah adat, sampai kebiasaan sehari-hari. Tak terkecuali di Sambas, Kalimantan Barat. Di sana, ternyata ada kebiasaan yang cukup unik.

Adalah menjadi ibu persusuan. Ya, kedekatan antar warga di Sambas yang terlalu kuat, membuat budaya ini dianggap biasa saja dan terjadi sampai sekarang. Jadi, pada mereka yang tidak bisa memberikan ASI pada bayinya, tetangga akan dengan senang hati memberikan.

(Foto: FOTO: Donita Berbagi Keluh Kesah Perah ASI)

Seperti yang diceritakan Bupati Sambas Atbah Romin Suhaili, kebiasaan tersebut menjadi budaya turun temurun. "Itu terjadi karena antar warga di Sambas menganggap warga Sambas adalah keluarganya sendiri. Makanya, banyak dari ibu-ibu di sana yang memberikan ASI-nya tidak pada anaknya sendiri demi sang bayi mendapatkan makanan pokonya tersebut," tuturnya saat mengisi acara di Pekan Asi Sedunia 2017 di Kementerian Kesehatan, Rabu (9/8/2017).

(Baca Juga: 6 Asupan untuk ASI Melimpah)

Atbah menjelaskan, banyak dari ibu muda di Sambas yang tidak pandai untuk memberikan ASI kepada anaknya, sehingga produkai ASI pada tubuhnya menjadi terhambat. Nah, ibu persusuan biasanya akan dengan bangga memberikan uluran tangannya memberikan ASI langsung pada si bayi. "Di sana, melakukan hal tersebut adalah hal yang membanggakan. Tidak ada perasaan gimana-gimana," ungkapnya.

(Baca Juga: Pentingnya ASI bagi Pertumbuhan Bayi)

Tapi, warga juga mengetahui dengan betul, jika menjadi keluarga persusuan, berarti anak tidak boleh dinikahkan. Makanya, sambung Atbah, pencatatan history bayi menjadi sangat penting. Hal itu dilakukan agar si bayi tidak menikah dengan anak dari keluarga persusuan.

Sementara itu, dihubungi terpisah, Dokter Anak dr Budi Novitri menjelaskan, menjadi ibu persusuan itu baik. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Antara lain adalah kesehatan si ibu, kualitas ASI, dan kondisi bayi setelah menerima ASI dari ibu persusuannya.

"Kalau memang tidak cocok atau ada hal lain yang membuat bayi kurang sehat, maka jangan dipaksakan juga untuk menerima ASI dari orang lain. Tapi, selama ibu persusuannya sehat dan terbebas dari masalah kesehatan, bayi akan tetap sehat," terangnya.

(Baca Juga: Solusi Berikan ASI Khusus Bayi Prematur)

(Renny Sundayani)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement