Kemudian, mereka membuat perbandingan kedalaman kontrol tidur dan suhu tubuh menggunakan electroencephalogram (EEG). Dalam penelitian ini, perbandingan dilakukan pada pengaruh dua jenis aliran udara, berarti kecepatan 0,14 m/s (umum AC) dan 0,04 m/s (disesuaikan), pada suhu kamar 26 derajat celsius.
Para peserta merasa lebih dingin dengan kecepatan aliran udara yang lebih tinggi selama tidur. Namun, tidak ada perbedaan signifikan yang diamati dalam perasaan nyaman, panjang kedalaman tidur, suhu kulit, suhu rektal, atau rasa kehangatan sebelum tidur.
Hasilnya adalah petunjuk yang berguna mengenai bagaimana mengkonfigurasi kecepatan aliran udara dari AC untuk menciptakan kenyamanan lingkungan tidur. Namun, tetapi perlu diingat bahwa AC dapat memiliki sejumlah dampak negatif pada kesehatan, meskipun mencegah kita dari rasa panas atau pengap. Sistem pendingin udara juga diketahui meningkatkan efek penyakit yang mungkin sudah Anda derita.
(Silvia Junaidi)