 
                “Seperti di Bali, kan ada tuh panggung untuk pertunjukan seni tari barong, yang bisa setiap saat dinikmati wisatawan,” jelas Ipong.
Sedangkan untuk museum reog akan dibangun di dalam kampung reog yang berisikan berbagai informasi mengenai sejarah dan perkembangan reog. Seperti periodesasi seni reog, mulai dari zaman sebelum kemerdekaan, setelah kemerdekaan, tahun 1970-an, dan tahun 1990-an.
Menurut dia, kesenian reog pada tahun ini berbeda dari kesenian reog tahun 1970-an. Kalau pertunjukan reog tahun 1970-an itu hanya berbentuk objek dan tidak ada koreografi yang tertata rapi dan indah seperti sekarang. “Nanti di museum itu, cerita reog itu akan divisualkan dan ditata seindah mungkin,” jelas Ipong.
Di kampung reog tersebut juga akan ada outlet-outlet untuk menampilkan berbagai produk khas Ponorogo, baik kuliner dan aksesori. Sehingga, pengunjung yang datang ke kampung reog tidak hanya melihat kesenian reog, tetapi juga bisa berbelanja oleh-oleh.
(Fransiskus Dasa Saputra)