“Kualitas penting banget. Jadi, pas dia terkenal memang bukan karena aji mumpung tapi karena hokinya memang bagus. Contohnya, Inul Daratista yang dulu ngetop karena goyang ngebornya. Toh dia masih bertahan sampai sekarang, fansnya pun loyal. Itu semua tergantung si artis maintenance dan mencari karakter dirinya sendiri. Kalau dari ajang pencarian bakat, Judika juga masih eksis.”
Ketika disinggung bagaimana Korea Selatan mendidik para artis muda untuk memiliki keterampilan di atas rata-rata sebelum dilepas ke pasaran, Agung berpendapat sistem ini akan sulit diterapkan di Indonesia. Manajemen artis di Korea Selatan harus mengeluarkan biaya besar untuk memasukan artis ke asrama selama waktu pendidikan. Belum lagi masa-masa training tersebut tidak hanya 1-2 tahun tapi bisa sampai 6 tahun.
Hasilnya, ketika artis-artis tersebut sukses, porsi bagi hasil lebih banyak untuk perusahaan daripada yang diterima artis. Hal ini sebagai bagian dari timbal balik atas ‘modal’ selama masa pelatihan dulu. Sebaliknya, Agung mengungkap rata-rata artis di Indonesia menerima penghasilan dengan perbandingan 3:7. Tiga untuk manajemen dan tujuh untuk artis.
Cepat kaya, cepat terkenal. Tak heran audisi ajang berbakat sangat diminati banyak orang.
(Vien Dimyati)