Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Filler dan Botoks Lebih Populer Dibanding Operasi Plastik

Ainun Fika Muftiarini , Jurnalis-Rabu, 17 Juni 2015 |14:45 WIB
<i>Filler</i> dan Botoks Lebih Populer Dibanding Operasi Plastik
Filler lebih banyak diminati (Foto: Dailymail)
A
A
A

DEMI mendapatkan penampilan yang sempurna, banyak cara yang bisa dilakukan. Mulai dari operasi plastik hingga botoks atau pun filler.

Dua metode terakhir tersebut, diketahui semakin populer. Peminatnya pun mengalami peningkatan pesat dibanding sebelumnya. Menurut pakar kecantikan, dr Nanang Masrani dari Klinik Gloskin, peminat filler, khususnya yang menggunakan asam hyaluronat (Ha) dan botoks, mencapai 10 kali lipat.

“Perkembangannya besar. Tahun 1997, metode filler dan botoks rekor hanya 700 ribu perawatan. Tapi di tahun 2013, mencapai sembilan juta perawatan. Jadi, asam hiloronat dan botoks akan menjadi tren di semua benua. Bahkan di Eropa, Asia, Amerika, Amerika Latin, trennya hampir sama. Non-surgical jadi bagian penting,” terangnya kepada Okezone di Klinik Gloskin, Kebayoran, Jakarta.

Sebenarnya, tingginya minat terhadap metode non-bedah dipengaruhi oleh beberapa hal. Mulai dari ketakutan akan komplikasi hingga hasil yang lebih alami.

“Kalau bedah, mereka takut komplikasi. Kalau tidak suka harus dirombak lagi, dan lebih lama penyembuhannya. Apalagi kalau mereka produktif, itu yang jadi pertimbangan. Wellness industry meningkat karena orang sudah concern ke sesuatu yang alami,” ujar dr Nanang.

Di samping itu, metode perawatan kecantikan non-bedah, khususnya filler, semakin berkembang karena pengaruh demografi dan sisi kultural. Apalagi, maraknya sosial media memberikan pengaruh besar pada masyarakat untuk peduli terhadap kecantikan.

“Teknologi di mana social network juga. Banyak orang melakukan perawatan kecantikan karena social media sharing, Instagram, Facebook,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, dr Nanang Masrani mengatakan bahwa peminat filler juga kini meluas. Tidak hanya pada usia yang lebih muda, tapi juga dari sisi gender, para pria pun kini banyak yang melakukan metode perawatan ini.

“Hasil penelitian menunjukkan mereka yang berusia 30-35 tahun, meningkat dua kali lipat dibanding yang berusia 25 tahun. Jadi filler bukan monopoli untuk mereka yang sudah tua. Tapi, mereka yang berusia 35 tahun pun terpikir melakukan filler. Pada pria meningkat dua kali lipat dibanding wanita. Jadi probabilitas pria lebih banyak dibanding wanita,” tutupnya.

(Ainun Fika Muftiarini)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement