DEMAM batu akik melanda Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Banyak orang jadi pencinta, hingga pengusaha batu akik dadakan, karena sedang tren.
Tapi, di tengah demam batu akik, penggemar cincin berbentuk tengkorak seolah jadi pembeda. Para pengguna cincin tengkorak tetap setia menggunakannya.
Penggunaan cincin tengkorak sendiri cukup akrab dengan beberapa komunitas, salah satunya komunitas pencinta sepeda motor tua.
Dede Edun, misalnya. Vice President, Bikers Brotherhood MC West Java ini, tetap jadi pengguna cincin tengkorak meski banyak orang lainnya tengah menggandrungi batu akik. Ia ogah beralih menjadi pencinta batu akik dadakan.
"Kalau saya sih secara pribadi memang enggak suka sesuatu yang mainstream atau yang lagi ngetren," ujar Dede.
Ia mengaku nyaman menggunakan cincin tengkorak. "Mungkin nanti kalau batu akik sudah enggak ngetren, baru saya ikut pakai," kelakarnya.
Di kalangan pencinta sepeda motor tua, terutama di Brotherhood, menurutnya banyak yang memakai cincin tengkorak. Tapi, ada juga yang kini bergeser menggunakan batu akik atau bahkan suka batu akik sejak lama.
"Teman-teman saya juga banyak yang menggunakan batu akik. Tapi yang tetap konsisten seperti ini (menggunakan cincin tengkorak-red) juga banyak," jelasnya.
Dede sendiri mengaku punya belasan cincin tengkorak yang dikoleksi sejak lama. Cincin itu biasanya dipakai bergiliran. Harganya pun beragam. "Termurah ada yang sekira Rp50 ribuan, ada juga yang Rp750 ribu," katanya.
Tapi, ada cincin tengkorak tertentu yang harganya jauh lebih mahal, salah satunya cincin khusus yang dikeluarkan Bikers Brotherhood. Sebab, cincin Bikers Brotherhood memiliki lisensi khusus yang menandakan keasliannya.
Soal keasyikan memakai cincin tengkorak, Dede mengaku bingung menjelaskanya. Tapi intinya, penggunaan cincin tengkorak lebih didasari gaya dan kesukaan dirinya.
"Tergantung hati masing-masing sih kalau masalah style," pungkasnya.(ndr)
(Tuty Ocktaviany)