CHIKUNGUNYA dapat menyebabkan demam cukup tinggi, sekira 38, 5 derajat celcius, sakit kepala, dan bercak kemerahan pada kulit. Lantas, bagaimana cara mencegah dan mengobati Chikungunya?
Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Chikungunya merupakan self limiting disease. Ia juga mengatakan bahwa belum pernah dilaporkan adanya kematian akibat penyakit ini meski belum ada obat atau vaksin untuk pengobatan penyakit tersebut.
“Sampai saat ini belum ada obat ataupun vaksinnya, dan pengobatan hanya bersifat simtomatis dan suportif dengan pemberian antipiretik (paracetamol atau asetaminofen), dan analgetik (ibuprofen, naproxen) untuk meredakan nyeri persendian,”jelas Prof. dr. Tjandra Yoga kepada Okezone via e-mail, baru-baru ini.
Sementara, untuk tindakan pencegahan, Prof. dr. Tjandra Yoga menjelaskan ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Tujuannya adalah untuk menurunkan risiko dari penularan penyakit ini, yaitu dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara “3M Plus”.
“Yaitu menguras dan menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas. Selain itu ditambah “Plus” dengan cara mengganti vas Bunga, memperbaiki saluran dan talang air, menutup lubang pada potongan bambu atau pohon, memakai bubuk larvasida,”tutupnya.
(Dwi Indah Nurcahyani)