Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mimpi Bidan Rina Mariana Jadi Bintang Pantene 2011

Fitri Yulianti , Jurnalis-Rabu, 25 Mei 2011 |10:09 WIB
Mimpi Bidan Rina Mariana Jadi Bintang Pantene 2011
Rina Mariana (Foto: Fitri Y/Okezone)
A
A
A

SEBUAH kalung shira disematkan pada Rina Mariana, finalis asal Bandung, menjadi tanda dialah Bintang Pantene 2011. Sang bidan akan membawa mimpinya bersama gelar yang didapat. Seperti apa mimpinya?

Gadis geulis (cantik: bahasa Sunda) ini ingin sekali tetap membangun mimpinya menjadi tenaga kesehatan, meski menyandang predikat Bintang Pantene. Rina bersikukuh untuk tidak melepas kedua peran tersebut.

"Saya enggak mau lepas dua-duanya. Dari awal ikut, saya berkomitmen untuk enggak akan melepas; jadi bidan, modeling pun jalan. Belum kepikiran kalau harus pindah dinas ke Jakarta. Saya harus ngobrol dulu sama orangtua," tuturnya usai malam final Anggun Cari Bintang Pantene 2011 di Candi Prambanan, Yogyakarta, Selasa (24/5/2011) malam.

Rina adalah seorang bidan di Rumah Bersalin Amanda, Lembang, Bandung, Jawa Barat. Sudah dua tahun ia mendedikasikan diri membantu proses persalinan dan memberikan edukasi bagi para ibu hamil. Menjadi bidan adalah mimpinya sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Bidang modeling, yang diimpikan Rina sejak kecil, sebenarnya sudah lebih dulu ia kenal. Rina sempat masuk 10 besar ajang Mojang/Jajaka Jawa Barat pada 2006. Sejak itu, Rina menekuni kedua profesi; bidan dan model dengan tidak ada yang saling dikalahkan.

"Saya pengen menyeimbangkan keduanya. Enggak mau jadi model yang identik dengan glamor, takut lupa sama diri sebenarnya. Khawatirnya, kalau sudah di puncak ketenaran, saya lupa. Saya mau dua-duanya jalan," ujarnya yang sempat diajak Musa Widyatmodjo untuk membawakan rancangannya pada Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF) 2011 lalu.

Bahkan, wanita berusia 22 tahun ini punya mimpi yang sangat mulia. Dengan gelar Bintang Pantene, ia ingin mengedukasi lebih banyak ibu Indonesia, termasuk soal pentingnya cek kesehatan selama hamil kepada tenaga kesehatan. Mimpi itu datang ketika melihat fenomena di sekitarnya.

"Banyak yang masih datang ke paraji (dukun beranak-red). Pesan saya, konsultasi pranikah dan kehamilan, datanglah ke tenaga kesehatan supaya bisa segera ditangani bila ada kondisi darurat. Saya pernah dapat pasien yang sempat ke paraji, bayinya ternyata sudah tidak bergerak sejak dua hari," imbuh lulusan STIKES Bhakti Kencana, Bandung.

"Tapi saya belum memikirkan caranya," tukas anak ketiga dari empat bersaudara ini.

(Tuty Ocktaviany)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita women lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement