Frambusia

Adalah penyakit bkulit yang menular menahun dan sifatnya kambuhan. Frambusia kini ditularkan melalui lesi (luka) yang mengeluarkan cairan (getah, eksudat) yang sarat bakteri. Bakteri kemudian masuk lewat luka lecet, goresan atau luka infkesi kulit lainnya, seperti dilansir dari laman resmiDinas Kesehatan Kota Malangdan Puskesmas Ambal Dua,

Di masa awal infeksi, ada papul awal muncul sejak bakteri frambusia ini menginfeksi. Papul ini banyak mengandung bakteri dan disebutkan bahkan bisa bertahan selama 3 sampai 6 bulan. Umumnya memang sembuh sendiri tanpa pengobatan.

Namun, bisa juga jika tidak diobati kemudian akan muncul lesi-lesi kulit baru yang tersebar di tubuh, yang disertai dengan nyeri dan lesi pada tulang.

Gejala awalnya, bisa berupa benjolan kulit yang tidak sakit dengan permukaan basah tanpa nanah, gejala ini bisa hilang sendiri tanpa meninggalkan bekas luka. Selanjutnya, benjolan kulit ini bisa mengenai telapak tangan, telapak kaki, sendi dan tulang. Sehingga bisa menyebabkan kecacatan.

Treponema perteu, yakni saat kulit mengalami infeksi akibat bakteri yang menjadi dalang. Mengingat ini adalah bentuk infeksi bakteri, kebersihan lingkungan jadi faktor krusial.

Pasalnya, jika lingkungan kotor maka penyakit frambusia ini bisa gampang tumbuh subur. Apalagi, kuman penyebab Frambusia hanya hidup dalam tubuh manusia dan menular antar manusia.

Mulai dari faktor usia (biasanya umur kurang dari 15 tahun), hidup di lingkungan yang kotor, menjalani pola hiduo tidak sehat, kurang menjaga kesehatan dan higienitas tubuh, sampai pernah melakukan Kkntak langsung dengan pasien.

1. POPM (Pemberian Obat Pencegahan Massal) Frambusia pada desa/kelurahan endemis dalam jangka waktu tertentu.

2. Setiap orang wajib melakoni perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

3. Peningkatan kesadaran untuk memeriksakan diri bagi orang-orang dengan gejala mirip frambusia, agar tidak terlambat diobati.