JAKARTA - Masker LED yang sering muncul di media sosial sebagai “alat ajaib” perawatan wajah di rumah kini sedang menjadi sorotan. Di Inggris, beberapa iklan produk masker LED baru saja ditegur lembaga pengawas iklan karena diduga berlebihan dalam mengklaim manfaat kesehatan yang belum terbukti.
Masker LED rumahan biasanya memancarkan cahaya merah, biru, atau kombinasi keduanya ke kulit. Di TikTok dan Instagram, alat ini sering dipromosikan bisa menghilangkan jerawat, meredakan rosacea, mengurangi garis halus, bahkan membuat kulit “lebih tenang dan cerah” dalam hitungan minggu.
Namun, Advertising Standards Authority (ASA) di Inggris menilai bahwa beberapa merek telah melampaui batas. Mereka menyatakan, masker LED tidak boleh dipasarkan seolah-olah sebagai alat medis, kecuali ada bukti klinis kuat yang mendukungnya.
Karena itu, beberapa iklan yang mengklaim bahwa masker LED dapat mengobati kondisi kulit pun dilarang. Seperti diketahui, tren kecantikan saat ini memang mengarah ke self-care dari rumah.
Banyak orang ingin hasil ala klinik tanpa harus datang ke dokter kulit atau salon. Masker LED akhirnya menjadi simbol gaya hidup “perawatan sambil rebahan”.
Namun para ahli menekankan bahwa masker LED memang dapat membantu tampilan kulit dalam beberapa kasus ringan, tapi bukan berarti bisa mengobati jerawat meradang atau kondisi kulit kronis.
Untuk sebagian orang, klaim ini justru bisa menimbulkan ekspektasi yang tidak realistis. Bahkan juga membuat mereka menunda pengobatan ke dokter yang sebenarnya dibutuhkan.
Jangan hanya mengandalkan alat seperti masker LED, karena perawatan kulit tetap membutuhkan di antaranya:
Alat seperti masker LED memang bisa membantu, namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan, seperti:
Masker LED tetap bisa menjadi bagian dari rutinitas perawatan kulit yang menyenangkan, seperti melakukan treatment sendiri di rumah. Namun, tetap harus memperhatikan batas manfaatnya agar bisa menggunakannya dengan lebih bijak.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)