JAKARTA - Seorang wanita menangis histeris setelah menjadi korban penipuan di Mikrotrans JakLingko rute Ciputat Raya–Blok M. Kejadian ini viral di media sosial lewat video yang diunggah akun Instagram @wargajakarta.id.
Peristiwa ini terjadi di Halte Selapa Polri, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Jumat (17/10/2025). Saat hendak men-tap kartu, korban kesulitan dan seorang pria berpura-pura membantu.
Beberapa penumpang lain juga menyerahkan kartu agar cepat masuk tanpa menyadari niat pelaku. Ternyata, pria itu menukar kartu korban dengan kartunya sendiri.
Korban baru sadar setelah saldo kartunya yang semula sekitar Rp180 ribu berubah menjadi hanya Rp4 ribu. Ternyata pelaku menukar kartunya dan menyembunyikan kartu korban di balik topi.
Peristiwa ini adalah modus kejahatan baru yang dilakukan dalam transportasi umum. Naik angkutan umum memang cara yang terjangkau dan berkelanjutan, namun ada beberapa hal yang harus kamu ketahui agar naik kendaraan umum tetap aman dan nyaman:
Rencanakan rute Anda sebelumnya agar Anda dapat lebih memperhatikan lingkungan sekitar. Anda bisa menggunakan aplikasi angkutan umum yang menunjukkan data waktu dan lokasi tempat berhentinya angkutan umum yang akan ditumpangi.
Siapkan tarif yang sesuai atau kartu tap sebelum naik sehingga Anda tidak perlu repot-repot membawa dompet dan mengambil risiko uang Anda terekspos. Dalam kasus ini, Anda juga bisa memberi tanda pada kartu agar berbeda dengan milik orang lain.
Jika Anda membawa tas, pastikan tas tersebut diletakkan di pangkuan atau di antara kaki Anda, bukan di kursi kosong di samping Anda. Jauhkan ponsel Anda saat naik dan turun karena pada saat itulah ponsel paling mungkin dicuri.
Penjambretan kemungkinan besar terjadi di dekat pintu keluar. Tempat duduk terbaik adalah di dekat pengemudi atau di lorong.
Meskipun Anda mungkin sedang menggunakan ponsel atau membaca buku sambil berkendara, pastikan Anda melihat ke atas dari waktu ke waktu agar tetap waspada terhadap lingkungan sekitar dan tidak menjadi sasaran empuk pelaku kejahatan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)