JAKARTA – ASI memiliki keajaiban dan banyak manfaat bagi anak. ASI bukan hanya tentang memberi makan. Di balik setiap tetesnya, mengalir kekuatan, perlindungan, bahkan manfaat yang tak bisa ditakar.
ASI Bukan Sekadar Susu
Para ilmuwan menyebut ASI sebagai living fluid—cairan hidup. Di dalamnya ada lebih dari 200 komponen aktif: antibodi, hormon, enzim, hingga sel imun yang bekerja untuk menjaga bayi dari penyakit. Bahkan, saat bayi sakit, tubuh ibu “menangkap sinyal” dari air liur bayi saat menyusu, dan secara otomatis memproduksi antibodi yang dibutuhkan untuk melawan infeksi.
Sebuah proses yang tampak sederhana, namun begitu luar biasa.
Melansir dari unggahan Instagram @laktasia.care, ASI adalah vaksin pertama dalam hidup seorang anak. Mengandung zat pelindung seperti IgA, laktoferin, dan makrofag, ASI membantu tubuh kecil bayi melawan penyakit, bahkan ketika ada wabah flu, diare, atau infeksi saluran napas.
Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif cenderung lebih kuat, lebih tahan terhadap penyakit, dan pulih lebih cepat saat sakit.
Di balik kelembutannya, menurut Medicine Journal, ASI mengandung zat pembentuk otak seperti DHA dan sphingomyelin. Inilah yang membantu membangun jaringan saraf dan memori anak.
Penelitian membuktikan, anak-anak yang disusui memiliki kemampuan berpikir dan kognitif yang lebih baik.
ASI bukan hanya memberi kenyang, tapi juga memberi kecerdasan.
Uniknya, ASI bukanlah cairan yang sama setiap hari. Komposisinya bisa berubah tergantung usia bayi, waktu menyusu, bahkan jenis kelamin bayi. Saat cuaca panas, ASI lebih encer agar bayi tetap terhidrasi. Saat bayi lahir prematur, ASI ibu akan lebih kaya protein dan zat pelindung.
Tubuh ibu tahu tanpa diminta.
Setiap sesi menyusui bukan hanya memberi makan, tapi juga membangun ikatan antara ibu dan anak. Saat menyusui, tubuh ibu melepaskan hormon oksitosin—hormon cinta—yang membuat ibu dan bayi merasa lebih dekat, lebih tenang, lebih bahagia.
Itu sebabnya banyak ibu merasa hatinya damai saat menyusui, seolah dunia melambat, dan hanya ada mereka berdua.
Menyusui tak hanya bermanfaat bagi bayi. Bagi ibu, ini adalah bentuk perlindungan jangka panjang. Menyusui menurunkan risiko kanker payudara, kanker ovarium, dan kanker rahim. Bahkan, menyusui secara eksklusif bisa menunda ovulasi secara alami—dikenal sebagai metode LAM—yang bisa mencegah kehamilan dalam enam bulan pertama.
Lebih jauh lagi, ibu menyusui cenderung lebih sehat secara jantung. Risiko hipertensi, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung menurun secara signifikan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)