Selain itu, anak perempuan yang lahir prematur dan juga lahir di akhir tahun memiliki risiko signifikan lebih besar didiagnosis mengalami gangguan emosional seperti kecemasan, depresi, dan gangguan adaptasi dibandingkan anak perempuan prematur yang lahir di awal tahun ajaran yang sama.
"Kita tahu bahwa anak-anak dan remaja yang lahir prematur memang sudah lebih rentan terhadap kesehatan mental dan sosial yang buruk dibandingkan mereka yang lahir cukup bulan. Bagi mereka yang lahir prematur, risiko karena lahir di akhir tahun menjadi tambahan terhadap kerentanan tersebut," ucap Bachmann.
"Kami percaya bahwa temuan ini, yang menunjukkan peningkatan jumlah diagnosis psikologis pada anggota kelas termuda, sebagian dapat dikaitkan dengan cara sistem pendidikan kita disusun. Sistem sekolah tidak mampu secara memadai mengakomodasi anak-anak dengan perilaku normal tetapi lebih belum matang. Solusi yang mungkin termasuk tanggal mulai sekolah yang fleksibel atau dukungan tambahan," tambahnya.
Selain sebagai peneliti di NTNU, Christine Strand Bachmann juga merupakan konsultan di Unit Perawatan Intensif Neonatal, Departemen Kedokteran Anak dan Remaja, Rumah Sakit St. Olavs.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)