BAGI sebagian orang, jengkol adalah makanan primadona yang menggugah selera, Namun siapa sangka, ternyata jengkol memiliki potensi bahayanya yang mengancam kesehatan ginjal jika dikonsumsi berlebihan.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Decsa Medika Hertanto, Sp. PD, menceritakan kejadian yang menimpa pasiennya. Seorang pria berusia 29 tahun, tanpa riwayat diabetes, hipertensi, atau penyakit kronis lainnya, tiba-tiba mengalami nyeri pinggang dan kesulitan buang air kecil. Ketika diperiksa, fungsi ginjalnya sudah mengalami penurunan drastis.
“Keluhannya nyeri pinggang, susah pipis, ternyata pas dicek fungsi ginjalnya sudah drop,” ungkapnya, sebagaimana dilansir dari unggahan video Instagram miliknya @dokterdecsa, Rabu (25/6/2025).
Yang mengejutkan, hasil USG tidak menunjukkan adanya batu ginjal atau penyumbatan besar. Setelah penelusuran lebih lanjut, terungkap bahwa dua hari sebelum gejala muncul, pasien tersebut ’pesta jengkol’ secara besar-besaran, dari pagi hingga malam hari.
“Di dalam jengkol itu ada zat bernama asam jengkolat yang bisa membentuk kristal tajam di ginjal jika konsentrasinya tinggi di dalam tubuh. Apalagi tanpa dibantu cairan yang cukup,” tegasnya.
“Jengkol itu sekali lagi bukan untuk ditakuti atau dianggap musuh. Malah dia punya antioksidan dan efek baik jika dikonsumsi secara bijak,” ujarnya.
Meskipun tidak ada takaran pasti mengenai berapa banyak jengkol yang aman dikonsumsi, kuncinya terletak pada keseimbangan nutrisi dan cairan pada tubuh kita.
“Enggak ada takaran pasti, beda-beda tiap orang, intinya imbangi air putih yang cukup,” jelasnya.
Dalam kasus ini kita mesti peduli bahwa kesehatan bukan tentang menghindari sepenuhnya, melainkan tentang memahami tubuh kita dan mengenali batasannya.
"Karena sehat itu bukan soal pantang-pantangan ekstrem, tapi soal kenal tubuh dan tau batasannya," pungkas dr. Decsa.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)