“Nama-nama seperti Majapahit, Borobudur, Prambanan, semuanya harus diproteksi sebagai milik negara. Kita tidak bisa membiarkan mereka digunakan sembarangan tanpa izin karena itu bagian dari jati diri dan sejarah bangsa,” ucapnya.
Museum ini dikembangkan menjadi museum tematik yang menyimpan sekitar 86.000 koleksi artefak, antara lain terakota (11.762), batu andesit (2.727), batu putih (477), keramik (2.974), logam (64.966), kayu (14), dan artefak prasejarah (3.339).
Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Rizal Octavian menyampaikan apresiasi atas kunjungan Menteri dan menjadikan momen ini sebagai penguat komitmen pelestarian budaya di Trowulan. “Kawasan ini bukan hanya kebanggaan Mojokerto, tapi bagian dari identitas budaya nasional. Sinergi lintas sektor dibutuhkan untuk menjaga kelestariannya,” ujarnya.
Menutup kunjungan di Museum Majapahit, Menbud berharap museum ini menjadi ikon budaya Nusantara dan pusat literasi sejarah yang menginspirasi generasi muda. “Majapahit adalah peradaban besar. Semangatnya harus kita teruskan, melalui museum yang tertata, terbuka, dan mengakar pada nilai-nilai bangsa,” tuturnya.
Turut hadir dalam acara peresmian, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Evi Afianasari, Kadisdikbud Kabupaten Jombang Anda Warwindari, Kadisdikbud Kota Mojokerto Rubi Hartoyo, serta Kepala Disporabudpar Kabupaten Mojokerto.