JAKARTA - Pakaian-pakaian yang bisa buat kamu diusir dari pesawat, menarik untuk diulas. Apabila nekat tetap menggunakannya, siap-siap untuk dikeluarkan dari pesawat.
Meskipun terlihat sepele, sejumlah penumpang di berbagai belahan dunia pernah diusir dari pesawat hanya karena pakaian yang mereka kenakan.
Apa saja jenis pakaian yang bisa membuat seseorang ditolak naik pesawat? Berikut ulasannya, dirangkum Okezone dari berbagai sumber, Kamis (15/5/2025).
Setiap maskapai penerbangan memiliki kode etik dan kebijakan berpakaian, baik tertulis maupun tidak tertulis.
Umumnya, penumpang diharapkan berpakaian sopan dan pantas selama penerbangan, terutama karena pesawat merupakan ruang publik dengan keberagaman penumpang, termasuk anak-anak dan keluarga.
Alasan utama penolakan terkait pakaian biasanya meliputi:
* Kepatutan/sopan santun
* Keselamatan dan keamanan
* Gangguan kenyamanan penumpang lain
Beberapa penumpang ditolak karena mengenakan baju crop top, tank top, atau celana sangat pendek.
Maskapai seperti Southwest Airlines dan American Airlines pernah diberitakan menolak penumpang wanita dengan alasan "pakaian tidak pantas".
Contoh Kasus misalnya penumpang perempuan dikeluarkan dari pesawat karena mengenakan tank top dan legging ketat yang dianggap “tidak sesuai untuk ruang publik”.
Kaos dengan kata-kata kasar, pesan seksual, atau konten politik ekstrem juga dapat menjadi alasan untuk diturunkan dari pesawat. Maskapai mempertimbangkan dampaknya terhadap kenyamanan penumpang lain.
Contoh Kasus yakni seorang pria diusir dari pesawat karena mengenakan kaos bertuliskan kalimat ofensif yang menyinggung ras tertentu.
Bendera, simbol militer, atau kaos dengan pesan politik ekstrem juga bisa menyebabkan konflik atau kekhawatiran di antara penumpang.
Contoh Kasus yakni seorang penumpang di Prancis diturunkan karena memakai kaos dengan simbol Nazi, meski ia mengaku hanya sedang "bereksperimen dengan fesyen".
Pakaian seperti masker penuh wajah, helm, atau kostum yang menyamarkan identitas bisa menimbulkan kecurigaan dan dianggap mengganggu prosedur keamanan.
Contoh Kasus yakni seorang pria ditolak naik pesawat karena mengenakan kostum superhero lengkap dengan penutup wajah.
Meski terdengar aneh, beberapa orang benar-benar mencoba naik pesawat tanpa mengenakan pakaian atas atau bahkan tanpa alas kaki.
Contoh Kasus misalnya di Rusia, seorang penumpang pria mencoba naik pesawat hanya mengenakan celana dalam, dengan alasan ingin merasa "bebas". Ia langsung diamankan petugas.
Sebagian maskapai mencantumkan kebijakan pakaian di syarat dan ketentuan mereka, namun seringkali keputusan akhir bergantung pada diskresi awak kabin.
Jika pakaian dianggap berpotensi menimbulkan konflik, ketidaknyamanan, atau pelanggaran norma, awak kabin berhak meminta penumpang mengganti pakaian atau turun dari pesawat.
Untuk menghindari masalah, berikut beberapa tips saat memilih pakaian untuk penerbangan:
* Kenakan pakaian yang rapi dan sopan
* Hindari pakaian terlalu terbuka atau mengandung pesan provokatif.
* Gunakan alas kaki yang layak. Meski nyaman bertelanjang kaki, ini bisa dianggap tidak higienis atau tidak pantas.
* Jangan pakai kostum atau topeng aneh. Bisa dianggap mengganggu keamanan atau mengacaukan identifikasi.
* Bawa jaket atau cardigan. Selain untuk menghangatkan diri, ini bisa jadi solusi jika diminta menutupi pakaian yang dianggap tak pantas.
Pakaian bukan sekadar soal gaya ketika kamu berada di bandara atau pesawat. Di tengah keamanan yang ketat dan sensitivitas sosial yang tinggi, berpakaian pantas menjadi bagian penting dari etika perjalanan udara.
Meski beberapa aturan mungkin terasa berlebihan, penting untuk menghormati norma maskapai dan penumpang lain demi perjalanan yang lancar dan nyaman.
(Kemas Irawan Nurrachman)