Ai-Da diluncurkan pada tahun 2019 setelah Meller bekerja sama dengan perusahaan robotika di Cornwall, Inggris. Meller menyatakan bahwa Ai-Da menantang konsep menjadi manusia lebih dari sekadar pertanyaan seni. Dia melihat Ai-Da sebagai representasi arah yang bisa diambil manusia, lebih sebagai simbol daripada pencetus perubahan tersebut.
Sebelum mulai membuat karya, Ai-Da berdiskusi dengan para kreator tentang topik yang ingin diangkat, termasuk konsep "A.I. untuk kebaikan" dengan fokus pada Alan Turing. Ai-Da menggunakan kamera di matanya untuk melihat gambar Turing, membuat sketsa awal, dan melukis 15 lukisan wajah Turing yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh algoritma.
Meskipun setiap lukisan memakan waktu 6-8 jam, Ai-Da memilih tiga lukisan akhir dan satu lukisan Mesin Bom milik Turing untuk dicetak ke kanvas yang lebih besar menggunakan printer 3D bertekstur.
Meskipun proses ini berkembang sejak awal, Meller menekankan bahwa nilai utama karyanya adalah memicu dialog tentang teknologi yang terus berkembang.
Dengan potret "AI God" Alan Turing, Ai-Da mengajak audiens merenungkan AI, perkembangan teknologi, dampak etis dan sosial dari kemajuan ini, mengingat Turing dan visinya terhadap masa depan teknologi.
(Qur'anul Hidayat)