Kisah Legenda Putri Mandalika, Cerita Pengorbanan untuk Rakyat hingga Festival Bau Nyale di Lombok

Fatin Wardahni Nazihah, Jurnalis
Rabu 16 Oktober 2024 14:18 WIB
Kisah Legenda Putri Mandalika, Cerita Pengorbanan untuk Rakyat hingga Festival Bau Nyale di Lombok (Foto: Indonesia Kaya)
Share :

Putri Mandalika adalah bagian dari cerita rakyat yang terkenal di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Namanya semakin populer setelah digunakan untuk Pertamina Mandalika International Circuit, sirkuit balapan internasional di Lombok yang dianggap sebagai salah satu destinasi wisata otomotif terindah di dunia. Namun, tahukah kamu bahwa nama Mandalika sebenarnya berasal dari legenda Suku Sasak?

Legenda ini erat kaitannya dengan Festival Bau Nyale, sebuah tradisi tahunan masyarakat Sasak. Bau berarti menangkap, sedangkan Nyale adalah cacing laut warna-warni yang diyakini sebagai jelmaan Putri Mandalika, seperti disitat dari Indonesia Kaya Rabu (16/10/2024).

Setiap tahun, masyarakat berkumpul di Pantai Seger untuk menangkap nyale yang hanya muncul pada waktu tertentu, memperingati pengorbanan Putri Mandalika yang menjatuhkan dirinya ke laut demi mencegah perang antar kerajaan.

Pengorbanan Putri Mandalika

Putri Mandalika adalah putri dari Kerajaan Sekar Kuning, yang terletak di dekat Samudra Hindia. Ia dikenal cantik, bijaksana, dan sangat dicintai rakyatnya. 

Ketika dewasa, banyak pangeran dari berbagai kerajaan datang melamarnya dan berharap dapat menikah dengannya. Sayangnya, persaingan di antara para pangeran ini mulai memicu konflik. Mereka berjanji akan berperang jika tidak dipilih menjadi suami Putri Mandalika.

Melihat potensi peperangan yang bisa menyengsarakan rakyatnya, Putri Mandalika merasa sangat bingung. Ia memutuskan untuk berkonsultasi dengan orangtuanya, Raja Panji Kusuma dan Dewi Seranting, lalu mencari petunjuk dengan bersemedi di Pantai Seger.

Pada hari yang ditentukan, Putri Mandalika memanggil semua pangeran dan rakyat untuk berkumpul di tebing Pantai Seger. Di hadapan semua orang, ia menyatakan menerima semua lamaran para pangeran, namun demi menghindari pertumpahan darah, ia mengorbankan dirinya dengan melompat ke laut. 

Konon, setelah ia menghilang ditelan ombak, nyale berwarna-warni muncul, yang diyakini sebagai jelmaan Putri Mandalika.

 

Festival Bau Nyale

Setiap tahun, masyarakat Sasak memperingati pengorbanan Putri Mandalika dengan mengadakan Festival Bau Nyale, yang menjadi daya tarik wisatawan dari seluruh Indonesia dan dunia. 

Mereka menangkap nyale di Pantai Seger dan percaya bahwa nyale membawa keberuntungan, terutama dalam hal panen dan kehidupan sehari-hari.

Legenda Putri Mandalika mengajarkan tentang pengorbanan dan cinta kepada rakyat. Dari kisahnya, kita bisa belajar tentang pentingnya mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan bagaimana seorang pemimpin seharusnya bersikap rendah hati serta memikirkan kesejahteraan orang banyak.

(Kemas Irawan Nurrachman)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya