Dijuluki Bule Desa Militer, Begini Kisah di Balik Keunikan Struktur Bangunan Desa Tenganan Bali

Wiwie Heriyani, Jurnalis
Minggu 29 September 2024 08:56 WIB
Desa Adat Tenganan di Kabupaten Karangasem, Bali yang dijuluki bule 'Desa Militer' (Foto: Wiwie Heriyani/MPI)
Share :

BALI punya segudang desa wisata dengan sejuta pesona dan budayanya. Dari sekian banyak, ada salah satu desa wisata yang kerap dijuluki para turis mancanegara sebagai Desa Militer. 

Desa tersebut yakni Desa Adat Tenganan yang berada di Kabupaten Karangasem. Julukan Desa Militer ini bukan berarti desa ini ditingggali oleh para prajurit atau lokasi perang. 

Rupanya, ada cerita menarik dibalik julukan Desa Militer yang disematkan oleh para turis mancanegara ketika pertama kali berkunjung ke Desa Tenganan ini. 

Salah satu Tokoh Adat Desa Tenganan, I Nyoman Sandra bercerita, julukan Desa Militer ini disematkan karena desa ini memiliki struktur dan pola rumah yang saling berhadapan, bak sebuah benteng di zaman perang. 

Usut punya usut, hal tersebut sesuai dengan julukan 'Jaga Satru' Desa Tenganan, di mana Jaga berarti 'Waspada', dan Satru berarti 'Musuh', sehingga struktur rumah di desa ini melambangkan kewaspadaan terhadap musuh. 

“Tamu-tamu asing yang pengetahuannya luas, ketika masuk ke Desa Tenganan, mereka sudah langsung mengatakan, wah desa ini desa militer. Ini para militer katanya. Karena rumahnya berhadap-hadapan,” ujar I Nyoman Sandra, saat ditemui MNC Portal di Desa Tenganan, Karangasem, Bali, Sabtu, 28 September 2024.

(Foto: WIwie Heriyani/MPI)

“Nah, kebetulan di desa kami ini struktur desanya ini dinamakan Jaga Satru. Jaga artinya Waspada, Satru artinya Musuh. Jadi, waspada terhadap musuh,” sambungnya. 

I Nyoman Sandra menambahkan, bahkan menurut penduduk Desa Tenganan di masa lampau, desa mereka hanya memiliki 4 pintu masuk dan keluar. 

Di mana, jika ditarik secara garis dari pintu ke pintu tersebut akan membentuk pola atau ‘tambah’, di mana menjadi salah satu simbol sakral di Bali. 

“Jadi, desanya ini seperti benteng. Kalau zaman dulu katanya kalau orang masuk ke desa ini atau keluar, itu hanya melalui 4 gerbang yang ada di 4 pintu angin,” ungkap I Nyoman Sandra. 

“Nah, kalau ditarik garis dari pintu ke pintu, maka hasilnya tanda tambah. Tanda tambah di Bali adalah simbol yang disakralkan yang disebut Tapak Dara. Itu ditambahkan garis-garis pada ujung Tapak Dara itu jadilah dia Swastika,” sambungnya. 

Swasti sendiri memiliki makna sejathtera, ‘aman, tentram dan damai’. Sementara kata ‘Tika’ bermakna ’Itu’. “Itu apa yang dimaksud, tanda tambah. Tanda tambah ini lambang keseimbangan,” imbuh I Nyoman Sandra.

Menurut Nyoman, tidak hanya struktur bangunan rumah-rumah yang saling berhadapan, Desa Tenganan dikenal sebagai Desa Militer karena lokasinya yang dikelilingi oleh bukit bak menjadi benteng bagi desa mereka. 

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya