Kesuksesan Jodie Grinham saat jadi atlet di Paralimpiade 2024 dalam kondisi hamil tujuh bulan, menyita perhatian dunia. Apalagi, Jodie mampu meraih mendali perunggu dalam nomor pertama busur tunggal putri.
Kisah inipun menjadi inspirasi kepada atlet wanita lainnya. Dan ini bisa menjadi simbol kekuatan, keberanian, dan tekad seorang atlet.
Meski banyak pertanyaan mengenai apakah atlet hamil sebaiknya tetap berkompetisi tidak, kerap menimbulkan perdebatan. Di satu sisi, olahraga selama kehamilan dapat memberikan berbagai manfaat, seperti peningkatan kesehatan jantung dan kestabilan suasana hati. Namun, keputusan ini tidaklah mudah dan sangat bersifat personal bagi setiap atlet.
Faktor Penting bagi Atlet Hamil
Bagi atlet yang mempertimbangkan untuk tetap berkompetisi selama kehamilan, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan berdasarkan rangkuman dari OnlyMyHealth, Rabu (4/9/2024):
- Kondisi Kesehatan dan Kebugaran
Atlet yang sudah aktif sebelum hamil biasanya lebih siap untuk melanjutkan kompetisi. Sebaliknya, mereka yang jarang berolahraga sebaiknya tidak memulai latihan berat selama kehamilan untuk menghindari risiko.
- Jenis Olahraga dan Intensitas
Olahraga nonkontak seperti berenang atau lari umumnya lebih aman dibandingkan olahraga kontak atau yang membutuhkan gerakan intens. Evaluasi risiko dari setiap olahraga sangat penting untuk menentukan apakah kompetisi masih aman dilakukan.
- Pemantauan Kesehatan
Pemantauan medis yang teratur sangat diperlukan. Memastikan hidrasi, asupan kalori, dan menghindari kelelahan berlebihan menjadi faktor penting dalam menjaga kesehatan selama kompetisi.
- Tingkat Kompetisi
Tuntutan fisik di setiap level kompetisi berbeda-beda. Kompetisi tingkat tinggi seperti profesional memerlukan latihan yang lebih intensif, yang mungkin menuntut lebih banyak pertimbangan bagi atlet hamil.
(Kemas Irawan Nurrachman)