Perusahaan tersebut telah diberi izin untuk menebang pohon di hutan sejak tahun 2002, dan aktivitasnya kini telah menyebar hingga seluas 193 mil persegi. Perusahaan tersebut juga memiliki sejarah bentrok dengan suku-suku setempat, The Washington Post melaporkan pada Mei lalu.
Suku Mashco Piro memilih hidup memisahkan diri dari dunia luar. Sebagian besar dari mereka memang kerap melakukan kontak dengan menggunakan kekerasan.
Beberapa tahun terakhir, mereka juga terlihat melepaskan anak panah ke perahu wisata, bahkan melepaskan 'anak panah peringatan' ke arah penjaga taman di Taman Nasional Manu.
(Rizka Diputra)