Optimis IKN Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2036, Kemenparekraf: Semua Berangkat dari Mimpi

Wiwie Heriyani, Jurnalis
Selasa 13 Agustus 2024 06:42 WIB
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya (Foto: dok. Kemenparekraf)
Share :

OLIMPIADE Paris 2024 sukses digelar. Ajang kompetisi olahraga tertinggi dunia yang digelar sejak 26 Juli itu telah berakhir pada Minggu, 11 Agustus 2024.

Meski begitu, di balik kesuksesan dan kisah haru para atlet yang berhasil meraih juara, terselip berbagai 'drama' yang terjadi di kota berjuluk 'City of Love' tersebut. 

Salah satunya, drama beberapa atlet yang banyak mengeluhkan akomodasi yang panas dan tidak layak. Bahkan, ada atlet sampai memilih tidur di taman karena tak kuat dengan kondisi kamar yang panas. 

Ada juga drama faktor keamanan seperti maraknya kasus pencurian yang menimpa sejumlah tamu penting yang hadir. Banyak warganet menilai dan membandingkan, ternyata Indonesia tidak lebih buruk dari Paris. 

Namun, berbagai drama yang terjadi di Olimpiade 2024 di Paris tersebut sejatinya bisa jadi pembelajaran bagi Indonesia, khususnya dalam sektor pariwisata.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya mengatakan, sebagai tuan rumah, tentu segala jenis persiapan harus diperhatikan saat menggelar event besar, terutama skala internasional. Bukan hanya akomodasi penginapan, namun persiapan jaringan menurutnya juga tidak kalah penting. 

“Memang ketika kita harus siap menggelar event besar, seperti event internasional, hal tersebut harus ditemu kenali ya. Tentu akomodasi, jaringan jangan lupa,” ujar Nia, dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU), di Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin, 12 Agustus 2024.

“Jadi, jangan sampai memilih tempat sebuah event atau pertandingan, tapi ternyata jaringan komunikasinya enggak kuat,“ lanjutnya. 

 

Pasalnya, lanjut Nia, terkadang kekuatan dalam penyelenggaraan event besar itu adalah justru bisa membuat sesuatu yang tidak ada, menjadi ada karena dibutuhkan. 

Ia lantas menyebut, belajar dari berbagai drama Olimpiade 2024 di Paris, Indonesia harus bisa berbenah agar lebih siap meningkatkan sarana penginapan. 

Tak hanya hotel, namun juga dengan peningkatan penyediaan homestay yang fasilitasnya juga tetap mengutamakan keamanan dan kenyamanan. 

“Kalau hotelnya kurang ya itu memang harus menjadi PR yang harus menjadi basic. Karena gini, mau event olahraga, event olympic atau event apapun itu, tetapi yang digunakan itu adalah sarana-sarana pariwisata. Di situlah Kemenparekraf harus hadir,” ungkap Nia.

“Misalnya kalau tidak cukup akomodasi, maka homestay menjadi pilihan. Tapi itu harus kita bina, jangan dilepas. Dan faktor kebersihan itu nomor satu kalau untuk pariwisata. Itu kan soal kenyamanan, soal kebersihan dan hal lain adalah keamanan dan ketertiban,” sambungnya. 

 

Karena itu Nia menegaskan bahwa di sinilah peran pemerintah melalui Kemenparekraf dalam mempersiapkan segala sesuatu ketika akan mengadakan event besar, khususnya dalam skala internasional. 

“Jadi, menurut saya, ketika kita menjadi tuan rumah event apapun, karena supporting-nya itu adalah sektor parekraf, di situ parekraf harus hadir,” ungkapnya. 

Dirinya juga mengaku optimis, jika Indonesia nanti bisa dan siap menjadi tuan rumah Olimpiade 2036 yang rencananya akan digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Harus optimis. Boleh dong mimpi besar, karena semua berangkat dari mimpi,” demikian Nia.

(Rizka Diputra)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya