SPECIAL REPORT: Polemik Penyediaan Kontrasepsi untuk Remaja

Kemas Irawan Nurrachman, Jurnalis
Minggu 11 Agustus 2024 12:39 WIB
SPECIAL REPORT: Polemik Penyediaan Kontrasepsi untuk Remaja (Foto: Okezone)
Share :

Pada tahun 2008, prevalensi perkawinan anak adalah sebesar 14,67 persen, namun pada satu dekade kemudian (tahun 2018) hanya menurun sebesar 3,5 poin persen menjadi 11,21 persen. Masih sekira 1 dari 9 perempuan berusia 20 – 24 tahun melangsungkan perkawinan pertama sebelum usia 18 tahun.

Dengan perician perempuan usia 20-24 tahun yang melangsungkan perkawinan pertamanya terjadi pada usia kurang dari 18 tahun (1,2 juta jiwa). Sedangkan perempuan usia 20-24 tahun yang melangsungkan perkawinan pertama sebelum berusia 15 tahun tercatat sebanyak 61,3 ribu perempuan12.

Di sisi lain, prevalensi perempuan usia 20-24 tahun yang melangsungkan perkawinan pertama sebelum usia 15 tahun mengalami penurunan sekitar satu poin persen selama periode 2008 – 2018. Pada tahun 2008, sebanyak 1,60 persen perempuan usia 20 – 24 melangsungkan perkawinan pertama sebelum usia 15 tahun. Prevalensi ini menurun lebih dari setengahnya pada tahun 2018 menjadi sebesar 0,56 persen.

Sementara itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dokter Hasto Wardoyo, menyebut terdapat pasangan usia subur 14-16 tahun yang sudah menikah dan memiliki anak.

"Data BPS terakhir, setiap 1.000 perempuan ternyata yang sudah hamil dan melahirkan di usia 15-19 tahun jumlahnya 19 terendah dan 26 tertinggi. Setiap 1.000 loh," kata Hasto di Jakarta.

Usia tersebut, lanjut Hasto, merupakan usia anak sekolah hingga remaja sehingga penting sekali mengcover hal tersebut. "Jika tidak diatur, bisa memicu sejumlah risiko seperti kelahiran prematur, barat badan bayi lahir rendah, pendarahan persalinan, hingga kematian ibu dan bayi," tuturnya.

Dampak pernikahan dini

Muhammad Adwin Luthfian Noor, S.Tr.Sos, dokter RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, seperti dinukil dari Situs Kementrian Kesehatan mengatakan, persepsi masyarakat mengenai menikah di usia muda sangat beragam. Dia nataranya ada anggapan hidup berumah tangga lebih nikmat, serta khawatir anaknya menjadi ‘perawan tua’ atau ‘bujang tak laku’. Padahal pernikahan dini dapat menyebabkan berbagai dampak seperti:

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya