KETIKA mengandung, ibu hamil memang akan mengalami perubahan hormon. Tidak jarang kulit mereka pun mengalami masalah, mulai dari jerawatan hingga terlihat kusam.
Oleh karena itu, biasanya bumil tetap menggunakan skincare untuk merawat kulitnya. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr Beeleonie, BMedSc, Sp.OG - KFER mengatakan, ibu hamil dan menyusui sebaiknya menghindari produk perawatan kulit yang berbahaya.
“Hindari penggunaan bahan kimia berbahaya yang dapat membahayakan janin atau mengganggu hormon tubuh, seperti retinol, paraben, SLS, atau aluminium hidroksida,” ujar Beeleonie, pemilik spesialis bidang gangguan hormon dan fertilitas itu dalam keterangan tertulisnya.
Selama hamil dan menyusui, pendiri merek perawatan kulit Dr.BeeMed ini menjelaskan bahwa banyak masalah kulit seperti kulit sensitif, pori-pori tersumbat, jerawat dan hiperpigmentasi atau komedo sering terjadi akibat peningkatan produksi melanin.
Retinol adalah sejenis retinoid (vitamin A) dan digunakan dalam perawatan kulit dan kecantikan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan masalah pada janin.
Sedangkan paraben merupakan bahan kimia buatan yang dapat menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri. Bahan ini pun sering digunakan untuk menyimpan kosmetik.
Penelitian awal menunjukkan bahwa paraben dapat mengganggu aktivitas hormonal. Sodium lauryl sulfate (SLS) adalah bahan pembusa dan pembersih pada beberapa produk.
Menurut situs Cancer Council WA, SLS dapat menyebabkan iritasi. Faktanya, terlalu banyak SLS tidak hanya akan merusak kulit tetapi juga mempengaruhi metabolisme tubuh.
Sayangnya, beberapa bahan yang efektif untuk mengatasi masalah kulit tersebut tidak aman untuk ibu hamil dan menyusui, sehingga sebaiknya dihindari. Berhati-hatilah saat memilih produk perawatan kulit.
(Martin Bagya Kertiyasa)