“Masalahnya seperti yang tadi disampaikan, ada orang yang menderita hepatitis B itu spektrum nya besar sekali. Dan biasanya kalau sudah muncul gejala, itu kondisinya sudah berat. Sehingga dia tidak merasa sakit pada saat dia terkena pada fase awal. Tanpa dilakukan testing itu tidak ketemu,” katanya.
Sebagai informasi, menjelang Hari Hepatitis Sedunia 2024 yang jatuh pada tanggal 28 Juli 2024 mengingatkan akan kasus hepatitis yang masih cukup tinggi di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, saat ini, Indonesia menempati urutan ke-4 dengan kasus hepatitis tertinggi di dunia.
Hal ini tentu menjadi perhatian, karena dengan kata lain, Indonesia menempati lima besar sebagai negara dengan kasus hepatitis tertinggi di dunia. Salah satu penyebab utama mengapa kasus hepatitis di Indonesia masih tinggi yakni karena kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap skrining alias pemeriksaan dini.
(Leonardus Selwyn)