SEPULUH mitos kesehatan yang salah kaprah di masyarakat menarik untuk di ulas. Tidak jarang kita jumpai berbagai mitos mulai dari kegiatan sehari-hari, larangan tertentu, hingga menyangkut soal kesehatan yang beredar luas dan dipercaya oleh masyarakat.
Mitos-mitos ini sering kali dianggap sebagai fakta tanpa dipertanyakan kebenarannya. Ironisnya, kepercayaan terhadap mitos-mitos ini dapat mempengaruhi kebiasaan sehari-hari dan cara kita menjaga kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk menyaring informasi yang kita terima dan memastikan bahwa sumbernya dapat dipercaya serta didukung oleh bukti ilmiah.
Dengan memahami fakta sebenarnya di balik mitos-mitos ini, seseorang mungkin bisa lebih bijak dalam menjaga kesehatan dan tidak terjebak dalam informasi yang tidak akurat. Melansir dari berbagai sumber pada Senin (10/6/2024), berikut ini adalah 10 mitos kesehatan yang salah kaprah di masyarakat.
1. Makanan Jatuh Boleh Dimakan sebelum Lima Detik
Salah satu mitos yang paling umum adalah makanan yang sudah jatuh masih boleh dimakan sebelum lima detik. Banyak yang percaya bahwa makanan yang jatuh ke lantai masih aman dimakan jika diambil sebelum lima detik.
Namun, para peneliti menguji mitos ini dan menemukan bahwa bakteri dapat menempel pada makanan seketika setelah menyentuh permukaan yang terkontaminasi. Oleh karena itu, aturan lima detik ini tidak benar dan sebaiknya dihindari untuk mengurangi risiko infeksi.
2. Makan Daging Kambing Picu Darah Tinggi
Banyak orang percaya bahwa makan daging kambing bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Padahal, daging kambing sendiri tidak menyebabkan darah tinggi. Masalah utamanya terletak pada banyaknya jumlah garam dan bumbu yang digunakan ketika memasak kambing.
Selain itu, santan dan kecap juga sering digunakan dalam mengolah kambing. Bahan-bahan inilah yang menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi. Oleh karena itu, usahakan untuk mengonsumsi daging kambing secukupnya dan hindari penggunaan kecap atau santan yang berlebihan
3. MSG Merusak Otak
Monosodium glutamat atau MSG sering kali dianggap sebagai zat berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan otak. Padahal, MSG adalah penguat rasa yang aman digunakan dalam makanan.
Penelitian menunjukkan bahwa MSG tidak memiliki efek berbahaya pada otak atau kesehatan manusia secara umum ketika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Selain itu, Persatuan Pabrik Monosidium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI) juga menjelaskan bahwa MSG aman dikonsumsi bagi kesehatan dan sudah mendapatkan izin edar dari BPOM.
4. Pergi ke Luar dengan Rambut Basah Sebabkan Masuk Angin
Banyak yang percaya bahwa keluar rumah dengan rambut basah bisa menyebabkan masuk angin. Padahal, masuk angin lebih terkait dengan daya tahan tubuh masing-masing orang setelah terpapar virus atau bakteri daripada kondisi rambut. Namun, berada di luar ruangan dengan rambut basah mungkin akan membuat tubuh merasa dingin dan tidak nyaman.
5. Otot Berubah Menjadi Lemak Jika Tidak Berolahraga
Keyakinan bahwa otot dapat berubah menjadi lemak ketika seseorang berhenti berolahraga adalah salah kaprah. Otot dan lemak adalah dua jenis jaringan yang berbeda dan tidak bisa saling bertransformasi. Ketika berhenti berolahraga, otot akan mengalami atrofi atau semakin kecil. Otot tidak akan berubah menjadi jenis sel yang berbeda bahkan berubah menjadi lemak.
6. Karbohidrat Menyebabkan Kegemukan
Mengurangi asupan karbohidrat sering kali dipercaya dapat menurunkan berat badan. Padahal, karbohidrat adalah sumber energi utama yang digunakan bagi tubuh. Kegemukan lebih disebabkan oleh asupan kalori yang melebihi kebutuhan energi harian. Untuk itu, konsumsilah karbohidrat sesuai dengan kebutuhan asupan per hari agar tidak mengalami kenaikan berat badan.
7. Permen Karet yang Tertelan akan Tersimpan di Perut
Mitos ini sering kali disampaikan kepada anak-anak untuk mencegah mereka menelan permen karet. Meskipun permen karet bukan untuk dimakan, permen karet yang tertelan akan tetap dicerna oleh perut.
Cairan dalam perut akan membantu proses pencernaan permen karet melalui saluran usus. Namun, proses ini dapat memakan waktu beberapa hari. Meskipun permen karet dapat di cerna oleh perut, sebaiknya hindari menelannya agar tidak mengganggu proses pencernaan makanan lainnya.
8. Sariawan Disebabkan oleh Makanan Pedas
Banyak yang mengira bahwa sariawan disebabkan oleh makanan pedas. Padahal, sariawan lebih sering disebabkan oleh stres, luka di mulut, kekurangan nutrisi tertentu, hingga hisap tembakau dari rokok.
Helicobacter pylori adalah bakteri yang menyebabkan sariawan atau ulkus. Makanan pedas mungkin hanya akan memperparah rasa sakit, bukan penyebab utama sariawan.
9. Ngemil bikin gemuk
Ngemil sering kali dianggap sebagai penyebab utama kenaikan berat badan. Padahal, ngemil dalam porsi yang tepat dengan pilihan makanan rendah kalori, kaya akan serat, dan mengandung protein sebenarnya bisa membantu menjaga metabolisme hingga membantu mengurangi berat badan. Selain itu, ngemil juga akan membuat lambung menjadi terisi saat kita makan di jam makan dengan jumlah yang tidak banyak.
10. Membunyikan Jari Tangan Dapat Menyebabkan Radang Sendi
Anggapan bahwa membunyikan jari tangan dapat menyebabkan radang sendi juga sering diyakini oleh masyarakat. Meskipun keyakinan ini sering tersebar, namun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa membunyikan jari tangan bisa menyebabkan radang sendi.
Suara yang dihasilkan ketika kita membunyikan jari disebabkan oleh pelepasan gas oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida yang menumpuk di sendi. Untuk itu, tidak ada kaitannya membunyikan jari tangan dengan radang sendi.
Memahami fakta di balik mitos kesehatan sangat penting untuk menjaga pola hidup yang sehat dan membuat keputusan yang tepat tentang kesehatan. Jangan mudah percaya dengan informasi yang beredar tanpa didasari bukti ilmiah yang jelas.
Jika ragu, konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan nasihat yang benar dan terpercaya. Demikianlah ulasan mengenai 10 mitos kesehatan yang salah kaprah di masyarakat.
(Leonardus Selwyn)