10 Mitos Kesehatan yang Salah Kaprah di Masyarakat

Lulu Az Zahra , Jurnalis
Senin 10 Juni 2024 20:52 WIB
Mitos kesehatan yang sering salah kaprah di masyarakat. (Foto: Freepik.com)
Share :

SEPULUH mitos kesehatan yang salah kaprah di masyarakat menarik untuk di ulas. Tidak jarang kita jumpai berbagai mitos mulai dari kegiatan sehari-hari, larangan tertentu, hingga menyangkut soal kesehatan yang beredar luas dan dipercaya oleh masyarakat.

Mitos-mitos ini sering kali dianggap sebagai fakta tanpa dipertanyakan kebenarannya. Ironisnya, kepercayaan terhadap mitos-mitos ini dapat mempengaruhi kebiasaan sehari-hari dan cara kita menjaga kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk menyaring informasi yang kita terima dan memastikan bahwa sumbernya dapat dipercaya serta didukung oleh bukti ilmiah.

Dengan memahami fakta sebenarnya di balik mitos-mitos ini, seseorang mungkin bisa lebih bijak dalam menjaga kesehatan dan tidak terjebak dalam informasi yang tidak akurat. Melansir dari berbagai sumber pada Senin (10/6/2024), berikut ini adalah 10 mitos kesehatan yang salah kaprah di masyarakat.

1. Makanan Jatuh Boleh Dimakan sebelum Lima Detik

Salah satu mitos yang paling umum adalah makanan yang sudah jatuh masih boleh dimakan sebelum lima detik. Banyak yang percaya bahwa makanan yang jatuh ke lantai masih aman dimakan jika diambil sebelum lima detik.

Namun, para peneliti menguji mitos ini dan menemukan bahwa bakteri dapat menempel pada makanan seketika setelah menyentuh permukaan yang terkontaminasi. Oleh karena itu, aturan lima detik ini tidak benar dan sebaiknya dihindari untuk mengurangi risiko infeksi.

2. Makan Daging Kambing Picu Darah Tinggi

Banyak orang percaya bahwa makan daging kambing bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Padahal, daging kambing sendiri tidak menyebabkan darah tinggi. Masalah utamanya terletak pada banyaknya jumlah garam dan bumbu yang digunakan ketika memasak kambing.

Selain itu, santan dan kecap juga sering digunakan dalam mengolah kambing. Bahan-bahan inilah yang menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi. Oleh karena itu, usahakan untuk mengonsumsi daging kambing secukupnya dan hindari penggunaan kecap atau santan yang berlebihan

3. MSG Merusak Otak

Monosodium glutamat atau MSG sering kali dianggap sebagai zat berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan otak. Padahal, MSG adalah penguat rasa yang aman digunakan dalam makanan.

Penelitian menunjukkan bahwa MSG tidak memiliki efek berbahaya pada otak atau kesehatan manusia secara umum ketika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Selain itu, Persatuan Pabrik Monosidium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI) juga menjelaskan bahwa MSG aman dikonsumsi bagi kesehatan dan sudah mendapatkan izin edar dari BPOM.

4. Pergi ke Luar dengan Rambut Basah Sebabkan Masuk Angin

Banyak yang percaya bahwa keluar rumah dengan rambut basah bisa menyebabkan masuk angin. Padahal, masuk angin lebih terkait dengan daya tahan tubuh masing-masing orang setelah terpapar virus atau bakteri daripada kondisi rambut. Namun, berada di luar ruangan dengan rambut basah mungkin akan membuat tubuh merasa dingin dan tidak nyaman.

5. Otot Berubah Menjadi Lemak Jika Tidak Berolahraga

Keyakinan bahwa otot dapat berubah menjadi lemak ketika seseorang berhenti berolahraga adalah salah kaprah. Otot dan lemak adalah dua jenis jaringan yang berbeda dan tidak bisa saling bertransformasi. Ketika berhenti berolahraga, otot akan mengalami atrofi atau semakin kecil. Otot tidak akan berubah menjadi jenis sel yang berbeda bahkan berubah menjadi lemak.

6. Karbohidrat Menyebabkan Kegemukan

Mengurangi asupan karbohidrat sering kali dipercaya dapat menurunkan berat badan. Padahal, karbohidrat adalah sumber energi utama yang digunakan bagi tubuh. Kegemukan lebih disebabkan oleh asupan kalori yang melebihi kebutuhan energi harian. Untuk itu, konsumsilah karbohidrat sesuai dengan kebutuhan asupan per hari agar tidak mengalami kenaikan berat badan.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya