Mengenal 4 Jenis Turbulensi Pesawat, Mana Paling Berbahaya?

Janila Pinta, Jurnalis
Jum'at 24 Mei 2024 07:59 WIB
Ilustrasi (Foto: Reuters)
Share :

KEKACAUAN perjalanan udara dapat disebabkan oleh beragam faktor seperti meteorologi, atmosfer, dan geologi.

Ketidakstabilan udara yang disebabkan berbagai faktor itulah yang menyebabkan getaran atau guncangan pada pesawat saat mengudara.

Turbulensi sering dikaitkan dengan kondisi atmosfer tertentu, badai, front, aliran jet,” kata Patrick Smith, seorang pilot komersial dan penulis situs Ask the Pilot.

Melansir Stuff, guncangan penerbangan itu juga dapat disebabkan oleh perbedaan tekanan udara di wilayah pegunungan ataupun badai petir yang melanda.

Misalnya, lokasi dan topografi di sekitar Bandara Wellington dapat menyebabkan pendaratan bergelombang. Turbulensi sendiri juga terdiri dari empat tingkatan atau level, mulai dari ringan, sedang, berat, hingga yang paling ekstrem.

Berikut ulasan mengenai empat jenis turbulensi pesawat

1. Turbulensi mekanis

Turbulensi jenis ini lazim terjadi karena angin yang mengalir di atas atau sekitar medan yang tidak teratur atau penghalang buatan manusia, seperti gedung pencakar langit maupun gunung.

Turbulensi mekanis lebih disebabkan oleh surface friction atau udara yang tertiup, lalu naik kembali dan berputar-putar.

Ketika udara di dekat permukaan bumi mengalir melewati gedung, gunung, dan sebagainya, maka aliran angin horizontal normal terganggu dan berubah menjadi pola pusaran yang rumit dan pergerakan udara tidak teratur atau efek lainnya.

2. Turbulensi termal

Turbulensi termal lazim terjadi pada siang hari selama akhir musim semi, musim panas, dan awal musim gugur.

Penyebabnya adalah pemanasan permukaan bumi yang tidak merata. Matahari yang memanaskan atmosfer bagian bawah mengakibatkan arus konvektif tidak merata.

Bicara soal turbulensi termal biasanya konvektif, udara akan naik ke atas. Turbulensi jenis ini biasanya ditemukan di awan-awan seperti cumulus.

Jika pesawat terbang tepat di samping awan cumulus maka biasanya akan ada disruption of airflow. Adapun awan cumulus sendiri biasanya terbentuk karena adanya konveksi, yakni adanya kenaikan udara panas naik ke atas.

3. Turbulensi udara jernih (clear air turbulence)

Ini adalah jenis turbulensi pesawat paling memprihatinkan, karena sulit dideteksi dan terjadi secara tiba-tiba meskipun kondisi cuaca saat penerbangan sedang cerah.

Turbulensi udara jernih biasanya terjadi dekat jet stream, atau arus udara yang sempit dan bergerak cepat, biasanya dekat dengan Tropopause dan dihasilkan sebagai hasil dari gradien suhu antara massa udara.

Jet stream juga diartikan sebagai terowongan udara yang kecepatan udaranya mencapai 200 sampai 300 kilometer per jam.

Turbulensi jenis ini biasanya terasosiasi adanya dekat-dekat dengan jet stream. Sehingga penting membaca ramalan cuaca ketika hendak terbang. Ketahui di mana posisi jet stream. Di perbatasan jet stream itulah biasanya akan terjadi turbulensi ekstrem.

4. Turbulensi bangun

Selain jenis turbulensi yang disebabkan oleh alam, pesawat sendiri dapat menyebabkan turbulensi, yang disebut wake turbulence atau turbulensi bangun.

Hal itu dikarenakan ketika pesawat akan terbang, ia harus memproduksi daya angkat. Saat itu, pesawat akan mendisrupsi udara yang ada di belakangnya.

Fungsi dari pesawat yang memproduksi daya angkat, menghasilkan pembentukan dua pusaran berlawanan arah di belakang pesawat. Kondisi itulah yang mempengaruhi adanya guncangan atau getaran pada pesawat.

(Rizka Diputra)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya