Iklim Berpengaruh pada Pola Perilaku Nyamuk DBD? Ini Penjelasannya

Chindy Aprilia Pratiwi, Jurnalis
Senin 25 Maret 2024 21:00 WIB
Nyamuk demam berdarah. (Foto: Freepik.com)
Share :

KASUS Demam Berdarah Dengue (DBD) saat ini mengalami peningkatan. Menurut laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sebaran kasus kumulatif DBD hingga minggu ke 11 tahun 2024 mencapai 35.556 kasus.

Melihat fenomena itu, Dokter sekaligus Praktisi Kesehatan, Ngabila Salama menjelaskan kejadian DBD biasanya mengalami kenaikan atau Kejadian Luar Biasa (KLB) karena berhubungan dengan cuaca atau iklim yang terjadi pada saat itu.

Bahkan, kejadian el nino yang terjadi per tiga tahun sekali seperti 2016, 2019, dan 2022 juga dapat berpengaruh terhadap kondisi kasus DBD.

“Sekarang 2024, sedikit maju dari prediksi. Perlu mendapat masukan dari BMKG dan ahli nyamuk (entomolog) apa ada pengaruh iklim, cuaca, pola perilaku nyamuk tertentu yang berubah dan mempengaruhi,” kata Ngabila, dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (25/3/2024).

Hal itu lantaran selain kelembaban atau relative humidity (RH) mempunyai peranan penting untuk naik turunnya kasus. Tetesan air hujan juga menjadi media utama sebagai modal untuk perkembangan nyamuk.

Maka dari itu, kasus demam dengan trombositopenia yang diindikasikan terduga demam berdarah yang dirawat ini juga perlu dilakukan penapisan infeksi lain terutama pada infeksi virus apakah influenzae, parainfluenzae, adenovirus, rhinovirus, campak, rubella, HFMD (Flu Singapura), chikungunya, mumps (gondongan), dan lain-lain.

“Perlu sampling pemeriksaan panel virus untuk surveilans aktif berbasis laboratorium dan pada kasus trombositopenia diperiksakan minimal NS1 sebagai pemeriksaan sederhana DBD atau jika memungkinkan pemeriksaan IgM dan IgG dengue,” ucap dr Ngabila.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya