Secara ilmiah, saat ular mati, ia akan mengeluarkan musk dari lubang tempat ia mengeluarkan kotoran dan telur (kloaka) sebagai reaksi defensif. Musk ini mengeluarkan bau menyengat.
Musk yang berperan sebagai atraktan dan feromon itu akan mengundang ular-ular lain didekatnya untuk datang. Mereka kemudian menyelidiki apa yang terjadi. Namun mereka tidak dapat mencari siapa pembunuhnya.
Dikutip dari Wypest Control, meski tidak membalas dendam, ular sejatinya mempelajari perilaku. Saat seseorang atau hewan lain memberi gangguan atau penyerangan terhadap ular namun tidak sampai mati, maka ia akan mempelajari perilaku tersebut.
Hal tersebut kemudian membuat ular menjadi beradaptasi untuk menciptakan perilaku defensif guna mengantisipasi tindakan serupa. Sikap defensif inilah yang kemudian membuat dianggap sebagai hewan pendendam.
Pada intinya, ular bukanlah hewan pendendam. Namun, mereka yang selalu mencoba beradaptasi menciptakan perilaku defensif untuk menjaga keselamatan dirinya.
(Rizka Diputra)