KETUA Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr. dr. Moh Adib Khumaidi, Sp.OT turut menyoroti rencana calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto yang ingin membangun 300 Fakultas Kedokteran (FK) di Indonesia.
Adib menyatakan bahwa rencana tersebut terlalu berlebihan, sebab pembangunan 300 fakultas kedokteran bukanlah langkah yang tepat untuk mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia.
“Jadi, 300 fakultas kedokteran itu sangat-sangat berlebihan, karena yang menjadi masalah yang ini belum tersampaikan pada saat bicara terkait dengan pembuatan fakultas kedokteran,” ujar Adib dalam Media Briefing: Tanggapan PB IDI mengenai Hasil Debat Capres Isu Kesehatan, Senin 5 Februari 2024.
Adib pun mengungkap bahwa salah satu yang menjadi permasalahan yaitu pembiayaan pendidikan kedokteran di Indonesia masih cukup mahal. Sehingga jika dibangun 300 fakultas kedokteran, hal ini dapat membuat Indonesia pada 5 tahun mendatang mengalami kelebihan dokter.
“Nah, kalau sekarang kemudian dibuka 300 fakultas kedokteran yang tidak diikuti dalam sebuah aturan dan tidak memberi hitungan terkait dengan kebutuhan, maka kita lima tahun lagi akan dihadapkan overload,” kata Adib.
Selain itu, dirinya pun mengungkap bahwa hal tersebut dapat memicu timbulnya pengangguran intelektual profesional lantaran banyaknya dokter yang tidak mendapatkan tempat praktik atau bekerja.
“Kami akan dihadapkan dengan bahasa kami, mohon maaf, muncul pengangguran intelektual profesional yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh negara yaitu profesi dokter. Tapi kemudian dia tidak mendapatkan tempat pekerjaan karena sudah banyaknya dokter,” tuturnya.
Berdasarkan pengamatan PB IDI, sebetulnya jumlah dokter di Indonesia saat ini sudah cukup. Hanya saja yang menjadi penghambat di dunia kesehatan ini adalah persebaran dokter yang tidak merata di berbagai wilayah. Selain itu, dokter spesialis yang siap berjaga di tiap-tiap wilayah di Indonesia juga tidak banyak, sebab biaya pendidikan spesialis yang cukup mahal.
(Leonardus Selwyn)