PEMERIKSAAN Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) merupakan uji saring yang dilakukan tenaga kesehatan dengan mengambil sampel darah bayi melalui tumit saat baru lahir. Tujuannya agar bayi dengan gangguan dapat dikelompokkan dan mendapat pengobatan secara cepat, sehingga tidak berdampak serius pada tumbuh kembangnya.
Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan di Indonesia sendiri hingga akhir 2023 telah memeriksa setidaknya 1,2 juta bayi. Jumlah tersebut didapat dari cakupan pemeriksaan mingguan yang terus meningkat.
“Kita mulai dari 1000 sampai 2000 anak per minggu. Kemudian naik lagi dan dalam tiga bulan terakhir sudah konsisten di angka 60 ribu. Kalau dijumlahkan angkanya sudah 1,2 juta mendekati 1,3 juta bayi yang diperiksa,” kata Menkes Budi, dikutip dalam keterangan resmi Kemenkes, Senin (22/1/2024)
Menurutnya, dengan pemeriksaan mingguan yang terus mengalami kemajuan, maka apabila dijumlahkan dalam setahun sebanyak 1,2 bayi baru lahir tercatat sudah mendapat SHK. Oleh karena itu, jika terus konsisten pada angka 60 ribu, tidak menutup kemungkinan dalam waktu setahun bisa mencapai tiga juta anak.
“Kalau kita bisa konsisten di angka 60 ribu bayi saja dalam waktu satu tahun sudah tiga juta anak sudah kita periksa,” ucap Menkes Budi.
Menkes berharap ke depannya pemeriksaan hormon tiroid untuk mencegah kelainan bawaan dan kematian pada bayi baru lahir juga terus bisa digalakkan. Sehingga mendorong untuk menargetkan jumlah bayi yang diperiksa setiap minggunya konsisten meningkat.
Lebih lanjut, tidak lupa dia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder yang terlibat atas kerjasamanya. Sehingga membuat pencapaian jumlahnya terus mengalami peningkatan yang signifikan.
“Terima kasih kepada semua stakeholder yang telah terlibat. Mulai dari puskesmas, Prof Aman Pulungan, rumah sakit, dokter spesialis anak dan IDAI. Karena jumlahnya terus meningkat,” tuturnya.
(Leonardus Selwyn)