Perjalanan Panjang Jamu hingga Menjadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO

Devi Ari Rahmadhani , Jurnalis
Rabu 13 Desember 2023 09:00 WIB
Jamu jadi warisan budaya tak benda dunia dari UNESCO. (Foto: Freepik.com)
Share :

JAMU berhasil ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak benda Dunia oleh UNESCO pada 6 Desember 2023. Tentunya ini merupakan suatu prestasi yang sangat luar biasa.

Sebagaimana diketahui, jamu merupakan minuman tradisional Indonesia yang terbukti menyehatkan tubuh dan memberikan kesembuhan atas suatu penyakit. Hal tersebut menciptakan 'budaya sehat jamu' yang merupakan suatu praktek menjaga kesehatan yang bersifat holistik, melibatkan body, mind, soul sehingga bersifat preventif sekaligus promotif.

Secara empirik jamu telah menjadi bagian dari perjalanan masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatannya. Jamu adalah buah perjalanan sejarah peradaban masyarakat yang tidak dapat dilepaskan dari tali-temali kebudayaan Nusantara. Setelah perjalanan panjang, kini jamu telah diakui menjadi Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh Unesco.

Untuk mendapatkan nominasi tersebut, banyak perjuangan yang dilakukan oleh GP Jamu. Awalnya, Dwi Ranny Pertiwi Zarman mengarahkan pembentukan tim riset khusus dengan ketua Jony Yuwono, untuk mengikuti alur dan seleksi penominasian dari UNESCO pada 2019.

Perjalanan dilanjut dengan Jony Yuwono bersama tim melakukan penyusunan dokumen nominasi form ICH 02 dan melakukan riset secara aktif di empat Provinsi: Jateng, DIY, Jatim, dan DKI Jakarta.

“Awalnya kita diberi form yang berisi 42 pertanyaan. Namun tiap-tiap pertanyaan itu ada batas kata. Jadi tantangannya adalah bagaimana kita menceritakan Budaya Sehat Jamu ini yang memiliki sejarah 1200 tahun hanya dalam 500 kata," kata Jony Yuwono selaku Ketua Tim Roset GP Jamu dalam konferensi pers yang digelar di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa 12 Desember 2023.

"Oleh karena itu, tim yang beranggotakan 22 orang melakukan survei kepada 420 anggota komunitas yang terdiri dari wanita usia 50 tahun ke atas, yang mayoritas dari mereka tidak bisa baca tulis, dan hanya fasih bahasa Jawa. Jadi bayangkan, kita perlu mengevaluasi berkas pertanyaan (dengan tantangan) tersebut,” tuturnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya