ANAK merupakan golongan paling rentan terpapar berbagai virus dan bakteri. Untuk itu, perlu adanya proteksi yang maksimal untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit.
Salah satu penyakit yang rentan dialami balita adalah Anemia defisiensi besi (ADB). ADB adalah rendahnya kadar hemoglobin akibat kekurangan zat besi di dalam tubuh. Anemia defisiensi besi pada balita tidak terjadi secara tiba-tiba, namun didahului oleh dua tahapan sebelumnya yaitu deplesi besi (berkurangnya cadangan zat besi, namun kadar hemoglobin masih normal) dan defisiensi besi dimana kadar hemoglobin sudah menurun.
“Bayi yang mengalami deplesi besi dan tidak ditangani dengan baik akan mengalami defisiensi besi. Jika kondisi defisiensi besi tidak juga di tangani segera, maka bayi akan mengalami ADB,” ujar Dokter Spesialis Anak dan Ahli Nutrisi DR dr Lanny Christine Gultom, SpA(K).
Dokter Lanny menjelaskan anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti suplai zat besi yang rendah (prematuritas, pemberian MPASI yang terlambat, diet vegetarian, gangguan menelan), peningkatan kebutuhan besi (usia bayi, berat badan lahir rendah, pertumbuhan cepat pada masa pubertas (pubertal growth spurt)), penurunan penyerapan besi di saluran cerna (penyakit inflammatory bowel diseases, infeksi helicobacter pylori), dan perdarahan (menstruasi yang sering dan berlebih, alergi susu sapi).
Di Indonesia sendiri kasus ADB sudah banyak terjadi. Pada Penelitian Ringoringo, ditemuian kasus ADB di Kalimantan Selatan sebesar 47,4 persen. Insidens ADB pada penelitian ini cenderung lebih tinggi pada bayi yang lahir dari ibu dengan anemia dibandingkan ibu tanpa anemia.
Dokter Lanny mengatakan untuk mengatasi hal itu, tentunya perlu asupan zat besi yang cukup untuk bayi. Pada saat di dalam kandungan, bayi mendapatkan asupan zat besi dari ibunya yang dapat memenuhi kebutuhan zat besi bayi sampai 4 – 6 bulan pertama setelah kelahirannya.
“Bayi yang lahir cukup bulan dan mendapat ASI eksklusif tidak memerlukan suplementasi zat besi. Ketika bayi mencapai usia 4 – 6 bulan, cadangan zat besi mulai habis. Kebutuhan zat besi pada bayi berusia 6 – 11 bulan yaitu 11 mg/hari dimana 97 persen dari kebutuhan ini harus dipenuhi dari MPASI,” kata dokter yang menjabat sebagai Staf SMF Kesehatan Anak di RSUP Fatmawati itu.