Mitos kapunuhan sudah dikenal secara turun temurun oleh masyarakat Kalimantan. Umumnya masyarakat yang percaya dengan mitos ini pernah mengalami sendiri kejadian tersebut.
Kapuhunan berasal dari kata 'kepohonan' dalam bahasa Banjar, di mana huruf e digantikan huruf a, dan huruf o digantikan dengan u.
Kapuhunan sendiri memiliki arti suatu kejadian dimana seseorang dalam tubuhnya dirasuki, dimasuki, atau diganggu oleh makhluk halus penunggu pohon tertentu, yang menyebabkan orang tersebut berperilaku tidak sewajarnya.
Saat ini persepsi masyarakat Kalimantan tentang kapuhunan telah mengalami perubahan. Kapuhunan diartikan sebagai kesialan atau tulah yang menimpa seseorang.
Masyarakat Kalimantan percaya seseorang akan mengalami celaka atau musibah jika ia menolak makanan yang ditawarkan atau jika seseorang kita makan hidangan yang telah disediakan.
(Rizka Diputra)