Kondisi Kesehatan di Gaza Semakin Mengkhawatirkan, WHO Sebut Ancaman Penyakit Jadi Bahaya Terbesar

Devi Ari Rahmadhani , Jurnalis
Kamis 30 November 2023 17:00 WIB
Ancaman penyakit di tengah perang Israel dan Palestina. (Foto: Freepik.com)
Share :

SERANGAN Israel yang membabi buta terhadap Palestina mendapat sorotan dari masyarakat dunia. Banyak sekali warga Palestina yang menjadi korban serangan bom tersebut, baik korban luka maupun korban jiwa.

Namun, ternyata ada yang lebih menyeramkan ketimbang serangan bom yang diluncurkan Israel. Salah satunya adalah penyakit. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut penyakit lebih mematikan untuk warga Palestina.

Juru bicara WHO melaporkan, akan lebih banyak orang bisa meninggal karena penyakit dibandingkan akibat pemboman di Jalur Gaza jika sistem kesehatannya tidak segera diperbaiki. Sebab, saat ini terdapat lonjakan kasus diare pada anak-anak.

“Pada akhirnya kita akan melihat lebih banyak orang meninggal karena penyakit dibandingkan dengan yang kita lihat akibat pemboman jika kita tidak mampu mengembalikan (menyatukan) sistem kesehatan ini,” kata Margaret Harris dari WHO pada briefing PBB di Jenewa, dikutip dari Reuters, Kamis (30/11/2023).

Dirinya sangat khawatir terkait peningkatan penyakit menular ini, khususnya diare pada bayi dan anak-anak. Diketahui, kasus diare pada anak-anak berusia lima tahun ke atas melonjak hingga lebih dari 100 kali lipat dari tingkat normal pada awal November.

“Semua orang di mana pun kini mempunyai kebutuhan kesehatan yang sangat mendesak karena mereka kelaparan karena kekurangan air bersih dan (mereka) berdesakan,” ucap Margaret.

Kondisi kesehatan terkini anak-anak di Palestina

James Elder selaku juru bicara Badan Anak-anak PBB di Gaza mengatakan, rumah sakit di wilayah tersebut penuh dengan anak-anak yang menderita luka bakar dan pecahan peluru serta gastroenteritis karena meminum air kotor. 

“Saya bertemu banyak orangtua. Mereka tahu persis apa yang dibutuhkan anak-anak mereka. Mereka tidak memiliki akses terhadap air bersih dan ini melumpuhkan mereka,” kata James.

Lebih lanjut, james melihat seorang anak dengan sebagian kakinya hilang tergeletak di lantai rumah sakit selama beberapa jam, tanpa mendapat perawatan karena kurangnya tenaga medis. Adapun anak-anak lain yang terluka terbaring di kasur darurat di tempat parkir dan taman di luar.

“Di mana pun dokter harus membuat keputusan yang mengerikan. Mereka harus tahu siapa yang mereka prioritaskan,” kata James.

Sedangkan hingga saat ini kondisi rumah sakit tidak kunjung membaik.

"Tidak ada obat-obatan, tidak ada kegiatan vaksinasi, tidak ada akses terhadap air bersih dan kebersihan serta tidak ada makanan," kata Margaret.

Dia menggambarkan runtuhnya Rumah Sakit Al Shifa di Gaza utara sebagai sebuah tragedi dan menyuarakan keprihatinan tentang penahanan beberapa staf medisnya oleh pasukan Israel selama konvoi evakuasi WHO.

Hampir tiga perempat rumah sakit atau 26 dari 36 rumah sakit, telah ditutup seluruhnya di Gaza karena pemboman atau kekurangan bahan bakar.

(Leonardus Selwyn)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya