Suami Dokter Qory Ngaku Menyesal, Apa Benar Pelaku KDRT Tidak Akan Mengulangi Perbuatannya?

Dyah Ratna Meta Novia, Jurnalis
Selasa 21 November 2023 14:00 WIB
Dokter Qory. (Foto: Youtube)
Share :

KONDISI kesehatan Dokter Qory yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh suaminya Willy dikabarkan semakin membaik. Bahkan Dokter Qory ingin balikan dengan suaminya karena masih cinta.

Suami Dokter Qory, yakni Willy Sulistio yang sudah dijadikan tersangka oleh Polres Bogor sebagai pelaku kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) mengaku menyesal.

Willy mengaku menyesal atas perbuatan jahatnya kepada sang istri. Namun sangat diragukan ia akan berubah.

 

Apa benar pelaku KDRT bisa benar-benar berubah seutuhnya dan tidak kembali mengulangi KDRT?

Tindakan KDRT bisa dipicu berbagai faktor, tindak kekerasan kepada pasangan atau anggota keluarga sering kali muncul ketika seseorang merasa berkuasa atas korbannya. Perasaan ini, umumnya muncul karena adanya kekuatan fisik, status sosial, kekayaan, kemampuan memanipulasi emosi, maupun bentuk kekuasaan lainnya.

 BACA JUGA:

Selain itu, tindak KDRT dapat pula muncul karena pelakunya mempunyai masalah gangguan kesehatan mental, kepribadian narsistik, antisosial, maupun kebiasaan menyalahgunakan alkohol dan narkotika.

Pelaku KDRT mengira dirinya berhak memperlakukan orang lain seperti yang mereka inginkan karena merasa lebih berkuasa. Bahkan, banyak pelaku kekerasan tidak menyadari bahwa tindakannya sudah keliru dan merugikan orang lain.

Menurut Amie Zarling, profesor dan psikolog klinis di Iowa State University, pada dasarnya kebiasaan KDRT tidak disebabkan oleh satu faktor saja. Perilaku negatif itu, dapat muncul sebagai akumulasi atau gabungan dari banyak hal.

“Kekerasan tidak hanya dipakai untuk mempertahankan dominasi pelaku atas korbannya, kerap kali tindakan tersebut merupakan mekanisme untuk mengatasi tekanan ekstrem yang mereka rasakan,” jelasnya.

 BACA JUGA:

Nah, apakah pelaku KDRT seperti Willy bisa berubah?

Dijelaskan Ellen Pence, dari Domestic Abuse Intervention Project (DAIP), konstruksi sosial dan politik dari sistem patriarki yang sudah ada dari generasi ke generasi, mendarah daging selama ribuan tahun, membuat pria pelaku KDRT sulit menyembuhkan kebiasaan buruknya.

Ironisnya lagi, Pence menyebut, perilaku kekerasaan itu bahkan tak bisa dihilangkan dengan metode psikoterapi dan konseling.

“Sesi terapi dengan profesional rentan membuat pria pelaku KDRT, melihat tindakan mereka hanya sebagai produk dari trauma masa lalu mau pun masalah lain yang mereka alami,” ujar Ellen.

Ditegaskan Ellen Pence, banyak pria pelaku KDRT melakukan kekerasan secara sadar. Sebab, didorong pemahaman tentang haknya sebagai laki-laki yang selama ini diuntungkan oleh sistem patriarki, (terlepas dari latar belakang setiap pria).

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya