DEKRANASDA Nusa Tenggara Timur (NTT) menggandeng beberapa desainer Indonesia untuk mengenalkan tenun ikat ke masyarakat yang lebih luas. Pada gelaran Jakarta Fashion Week (JFW) 2024, Studio Jeje ikut memamerkan koleksi terbarunya dengan mengangkat tema besar Sa’o.
Dalam bahasa Ende, Sa’o sendiri memiliki arti rumah. Tema tersebut terinspirasi dari perjalanan ketiga designer Dekranasda NTT, yakniTemma Prasetio, Studio Jeje, dan Maya Ratih menuju Desa Wologai, Ende.
Dari perjalanan tersebut terpancar cerminan penghuni rumah adat yang memikat dan tak jauh dari eratnya budaya dan alam. Berbagai sentimen yang dirasakan, dituangkan secara simbolis dalam koleksi yang ditampilkan dalam panggung Jakarta Fashion Week 2024.
Dalam show-nya, Studio Jeje mengajak para penonton untuk bersama-sama merasakan perayaan hidup. Hanyut dalam gempita tradisi, salah satu daya pikat NTT terletak pada denyut kehidupan suku Adat.
Sang desainer, Angelita Nurhadi mengangkat tema Moeri untuk koleksinya ini. Dalam bahasa Ende, Moeri memiliki arti kehidupan. Keseharian suku Adat NTT tak pernah lepas dari indahnya kebersamaan. Sentimental dan penuh warna, nilai-nilai persaudaraan terasa erat dalam afeksi yang sederhana.
Kehangatan cinta antar manusia terbalut elok dengan kedekatan pada alam dan budaya. Kemuliaan leluhur serta merta mengiringi selaras dengan semarak merayakan harmoni kehidupan.
"Kita pakai detail rona gelap khas Studio Jeje yang dipadukan dengan kain tenun berwarna cerah NTT. Kontras visual ini mencerminkan keseimbangan dalam kehidupan, seperti keramaian dan sepi, gembira dan sedih, misterius dan terbuka,” ujar Jeje dalam konferensi pers.