DEPRESI adalah suatu kondisi kesehatan mental yang ditandai oleh perasaan sedih yang berkelanjutan dan kehilangan minat terhadap aktivitas yang sebelumnya dinikmati. Depresi ditandai dengan kelainan suasana hati yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang.
Menurut Kemenkes, Senin (16/10/2023), sebanyak 6,1 persen atau 12 juta penduduk Indonesia yang berusia lebih dari 15 tahun rentan terkena depresi. Mirisnya hanya sembilan Persen dari mereka yang menjalani pengobatan.
Secara fisik usia remaja merupakan periode paling sehat sepanjang siklus kehidupan. Namun disisi lain, angka kesakitan dan kematian usia remaja akhir-akhir ini menyebabkan adanya peningkatan hingga 200 Persen.
Permasalahanannya adalah ketidakmampuan remaja dalam mengendalikan perilaku dan mengelola emosi. Peningkatan yang terjadi tentunya bukan tanpa alasan. Adanya gangguan mental emosional menyebabkan remaja itu sendiri rentan terkena depresi.
Area otak remaja mengalami maturasi lebih cepat dan berkembang secara konstan dibanding area lainnya, sehingga menyebabkan remaja cenderung melakukan perilaku beresiko dan impulsif, serta kurang mempertimbangkan dengan konsekuensi yang didapat.
Untuk itu, pentingnya peran orang dewasa saat kondisi seperti ini perlu dilakukan. Membimbing dan jadi penutan bagi remaja lewat membangun kecerdasan emosi dalam menentukan pilihan, selain itu mengevaluasi risiko dan mengantisipasi konsekuensidari setiap pilihan yang diambil juga perlu dilakukan.
Alihkan perhatian dan energi ke aktivitas positif agar kesehatan mental tetap terjaga. Di sisi lain, pengobatan yang melibatkan pendekatan yang holistik juga mungkin diperlukan, berupa terapi obat dan terapi psikologis:
1. Terapi Obat
Dokter dapat meresepkan antidepresan untuk membantu mengurangi gejala depresi. Antidepresan yang umum digunakan termasuk SSRIs (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors), SNRIs (Serotonin-Norepinephrine Reuptake Inhibitors), dan trisiklik.