SURABAYA sebagai kota metropolitan di Jawa Timur memiliki kekayaan budaya dan bahasa yang unik. Salah satunya ungkapan kata khas yang hanya arek Suroboyo asli yang memahaminya.
Masyarakat Surabaya menggunakan kata ini dalam komunikasi sehari-hari dan mengenalnya sebagai bahasa Arekan atau Suroboyoan. Mereka umumnya menggunakan kata ini ketika berbicara dengan teman sebaya.
Menghimpun berbagai sumber, Kamis (5/10/23), berikut arti kata yang hanya arek Suroboyo yang paham.
BACA JUGA:
Babah
Orang Surabaya menggunakan kata “babah” untuk menyatakan ketidakpedulian atau masa bodoh. Misalnya dalam percakapan mereka menyebutkan “Babahno” yang artinya “biarkan saja”.
Surabaya
Njeketek
Untuk menyatakan suatu hal remeh, orang Surabaya menggunakan kata “njeketek”. Kata njekethek juga dapat diartikan mudah atau simpel.
Contoh penerapan kata njeketek misalnya “motorku mesine mati, njeketek bensine entek” artinya motorku mesinnya mati, ternyata bensinnya habis.
BACA JUGA:
Iwak
Dalam bahasa Jawa pada umumnya kata “iwak” artinya adalah ikan. Sementara, di Surabaya atau daerah Jawa Timur “iwak” artinya lauk-pauk dan tidak merujuk pada lauk ikan saja.
Masiyo
Mungkin sering mendengar arek Suroboyo menggunakan kata “masiyo”. Dalam bahasa Jawa Suroboyoan kata “masio” artinya walaupun.
Contoh penggunakan katanya yakni “masiyo abot sanggane” artinya “walaupun berat dilakukan”.
BACA JUGA:
Embong
Umumnya orang Jawa menyebut jalan dengan “dalan” atau “rantang”. Berbeda dengan arek Suroboyo yang menyebut jalan dengan kata “embong”. Dalam penggunaan kata sebagai berikut “ojo mlaku dewe neng embong gede” artinya jangan berjalan di jalan besar.
Mene
Berikutnya adalah kata “mene” yang artinya besok. Meski demikian, banyak juga orang menyebutnya dengan kata “sesuk” untuk menyatakan besok.