PEMPROV Bali menanggapi soal turis Amerika Serikat yang mengaku dipaksa tetap snorkeling di laut bersampah oleh pemandu wisata lokal saat dirinya liburan bersama saudaranya di Nusa Penida beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan bahwa sampah di perairan Bali karena dibawa oleh arus laut dan musim hujan faktor musim hujan.
"Itu akibatnya ada dua kemungkinan, yaitu akibat arus laut dan musim hujan," kata Tjok Bagus dalam Weekly Brief with Sandi Uno secara virtual, Senin (14/8/2023).
BACA JUGA:
Tjok Bagus menjelaskan, arus laut dapat membawa dampak terbawanya sampah ke daerah lain termasuk pantai-pantai di Bali. Serta sampah-sampah itu bisa berasal dari sungai di luar Nusa Penida.
"Kemudian bisa juga dari musim hujan, jadi sampah yang ada di luar perairan bali bisa terbawa," katanya.
 
Nusa Penida Bali
Menurutnya, Bali sudah memiliki peraturan gubernur (Pergub) untuk menanggulangi sampah-sampah termasuk plastik yang sulit untuk diuraikan.
Pertama yaitu Pergub Nomor 24/20220 di mana masyarakat tidak boleh membuang sampah, dan limbah tidak terkena polusi air. Kemudian Pergub Nomor 47/2019, sampah tidak boleh dibuang sungai laut dan Pergub Nomor 97/2018 tentang pembatasan timbunan sampah plastik sekali pakai.
BACA JUGA:
"Melalui Pergub Bali tentang pembatasan sampah sekali pakai ini untuk meminimalisir sampah plastik yang ada di Bali," terangnya.
Selain itu, kata dia, hotel-hotel bintang 3, 4 dan 5 juga sudah menerapkan sistem mengelola sampah dari berbagai sumber. Misalnya sampah yang berasal dari kamar-kamar hotel, yang mana terbagi dua dan dipisahkan yaitu sampah organik dan non organik.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pariwisata berkelanjutan dan memerhatikan pengelolaan sampah di destinasi wisata khususnya Bali.
"Jadi kami akan menerapkan aspek sertifikasi CHSE yaitu Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan). Jika setiap fasilitas parekraf itu memiliki pengelolaan sampah yang baik. Terutama bagaimana destinasi-destinasi wisata itu bisa mengelola sampah," terangnya.