ABAH Aang menghabiskan sisa hidupnya bersama dengan alam. Dia memilih untuk tinggal sendiri setelah kecelakaan yang mengakibatkan kehilangan tangan kanannya.
Dikutip dari untaian cuitan @rakaputrapr, Sabtu (12/8/2023), Abah Aang dulunya adalah seorang sopir oplet. Naas, dia harus kehilangan tangannya saat tengah melambai-lambai mencari penumpang.
Malangnya lagi, dia diceraikan oleh sang istri karena cacat. Sejak saat itu, hidupnya pun berubah drastis dan kehilangan orang-orang yang dicintai.
Abah Aang akhirnya memutuskan untuk tinggal sendiri dengan alasan tak ingin menyusahkan orang lain.
Singkat cerita, untuk bertahan hidup Abah Aang mendirikan gubuk yang dia buat dengan material yang ada di sekitarnya. Tempatnya sempit dan lembab, bahkan sering bocor ketika hujan turun. Ia bahkan tak punya jamban.
Untuk makanan, dia hanya mengandalkan singkong untuk bertahan hidup sehari-hari.
Tetap beraktivitas seperti orang normal
Meskipun hanya memiliki satu tangan, Abah Aang tetap mencoba melanjutkan hidupnya layaknya orang normal lainnya seperti mencuci dan memasak.
Abah Aang merupakan petani subsiten. Dia punya kebun kecil yang ditanami oleh umbi-umbian, kunyit, alpukat dan tanaman lainnya di lahan kecil milik orang lain.
Memunggut bibit tanaman di hutan
Abah Aang kerap memungut bibit-bibit tanaman di hutan untuk dia lestarikan kembali di kebun kecilnya.
Abah Aang dikenal ramah kepada orang-orang di sekitarnya, dia kerap memberikan hasil kebunnya untuk orang-orang yang lewat. Tak hanya kepada manusia, kebaikkan dan ketulusannya ini ia juga tunjukkan kepada hewan di sekitanya, monyet.
Dia bahkan sering bersihkan sampah yang ada di sungai dan hutan. Abah Aang merupakan seorang sosok yang inspiratif di balik keterbatasan fisiknya, dia masih memikirkan dan memperdulikan lingkungan serta makhluk hidup lainnya.
(Endang Oktaviyanti)