KUCING merupakan salah satu hewan lucu yang kerap menjadi pilihan peliharaan bagi banyak orang setelah anjing.
Namun, tahukah Anda bahwa tidak semua negara menerima keberadaan kucing? Hal ini terjadi di salah satu kepulauan di Norwegia yakni Kepulauan Svalbard yang berlokasi di utara Norwegia.
Lantas, mengapa kucing dilarang di Kepulauan Svalbard? Wilayah yang berlokasi sekitar 650 mil dari Kutub Utara dan 500 mil dari daratan Norwegia ini memang dikenal memiliki beberapa peraturan yang cukup unik.
(Foto: Instagram/@arcticangie)
Beberapa aturan yang cukup unik di pulau yang akan mengalami malam tanpa ujung selama empat bulan di musim dingin ini adalah pembatasan alkohol hingga larangan tidak boleh meninggal.
Selain itu, Svalbard juga melarang adanya kucing. Larangan ini diberlakukan pada 1990-an karena kucing dianggap sebagai salah satu hewan yang rentan terhadap infeksi rabies serta echinococcosis atau cacing pita dari rubah dan tikus yang berisiko menginfeksi manusia. Tak hanya itu saja, kucing dilarang di Svalbard untuk melindungi kehidupan burung-burung.
Padahal sebelumnya kucing menjadi salah satu hewan yang paling populer di Spitsbergen dan pulau-pulau lain di Svalbard. Namun, sejak larangan tersebut dibuat hanya ada satu kucing yang tersisa.
Kucing tersebut bernama Kesha dan tinggal di Barentsburg, sebuah kota Rusia di Pulau Spitbergen. Tidak ada yang tahu persis kapan Kesha mulai tinggal di Baretsburg.
Namun, kabarnya Kesha dibawa oleh orang Rusia dan terdaftar sebagai rubah untuk melanggar larangan kucing yang tak boleh tinggal di Svalbard.
(Foto: Unsplash)
Kesha sendiri merupakan kucing dengan bulu tebal berwarna kuning jahe. Bentuknya sama sekali tiak mirip dengan rubah, namun otoritas Norwegia tetap diperbolehkan tinggal di Svalbard.
Kucing paling terkenal di Norwegia ini memiliki seorang teman manusia yang tinggal di sebuah apartemen dan suka merawatnya. Namun, Kesha tenryata lebih menyukai kebebasan.
(Rizka Diputra)