PERJALANAN udara termasuk salah satu perjalanan yang dapat dikatakan sangat singkat dan cepat.
Betapa tidak, jika menggunakan moda transportasi darat membutuhkan waktu 7 hingga 9 jam, menggunakan pesawat hanya butuh waktu 1 jam.
Sayangnya, waktu yang singkat tak sebanding dengan apa yang dirasakan oleh penumpang. Ya, mayoritas penumpang pesawat kerap mengeluh capek dan lelah.
Ini jauh berbeda dengan perjalanan kereta api yang membutuhkan waktu lama namun tak begitu melelahkan.
Mengutip laman Sheffield, hal ini lumrah terjadi di dunia penerbangan. Ini disebabkan beberapa faktor, antara lain:
Ketinggian
Jika Anda tinggal di pantai dan tubuh terbiasa berada tepat di titik 0 meter atau di bawah permukaan laut, mungkin akan merasakan penyakit ketinggian. Seperti; sakit kepala, kelelahan, dan mual saat berada di atmosfer yang begitu tinggi.
Oksigen
Selain ketinggian, tingkat oksigen yang lebih rendah berkontribusi pada kelelahan yang Anda rasakan.
Pasalnya, kabin pesawat diberi tekanan untuk mensimulasikan ketinggian 6.000 hingga 8.000 kaki.
Pada ketinggian tersebut, darah Anda menyerap lebih sedikit oksigen. Ini menyebabkan pusing, kantuk, dan kurangnya ketajaman mental. Belum lagi darah Anda tidak banyak bergerak saat duduk di kursi pesawat selama beberapa jam.
Udara
Tak hanya itu, udara di ketinggian yang lebih tinggi jauh lebih kering daripada udara di darat.
Oleh sebab itu, saat Anda menghirup udara kering dan menghembuskannya, udara yang keluar kaya kelembaban. Jika tidak mengganti air yang hilang, maka bisa menyebabkan dehidrasi.
(Rizka Diputra)