Ular hidup dengan dibekali satu tulang telinga tengah yang menghubungkan telinga bagian dalam ke rahang. Karena pengaturan telinga ini, pendengaran ular menjadi kurang sensitif pada frekuensi yang tinggi.
"Telinga bagian dalam adalah bagian di mana mur dan baut pendengaran yang sebenarnya terjadi. Ular hanya memiliki mur dan baut di bagian telinga mereka," terang Ruane.
Menurut dia, merespons suara di udara pada frekuensi pendengaran hingga 450 Hertz. Meski begitu, ular mungkin paling sensitif terhadap suara frekuensi rendah.
ULar piton kuning (Foto: Okezone.com/Leo)
Misalnya, ular sanca paling baik dalam mendengar frekuensi antara 80 dan 160 Hz, yang dipancarkan melalui tanah, menurut penelitian tahun 2012. Sebagai perbandingan, rentang frekuensi manusia normal adalah 20 Hz hingga 20.000 Hz.
"Jika Anda sedang berenang dan masuk ke dalam air, dan seseorang yang berdiri di tepi kolam berteriak kepada Anda, Anda akan mendengarnya," kata Ruane.
"Anda mungkin tidak dapat mengetahui detailnya. Itu adalah jenis yang didengar ular pada frekuensi yang lebih tinggi," paparnya.
Rentang pendengaran yang sempit ini tidak menjadi masalah bagi ular, sebagian karena mereka tidak menggunakan vokalisasi untuk berkomunikasi satu sama lain.