HOBI rebahan atau hanya bersantai-santai di kamar tidur, selama ini lekat dengan imej tak produktif alias tak menghasilkan.
Nah, dari tawaran Badan Antariksa Eropa satu ini mungkin Anda yang hobi rebahan bisa menghasilkan uang. Ya, Badan Antariksa Eropa atau European Space Agency (ESA) punya tawaran menarik bagi orang-orang yang hobi rebahan.
ESA membuka lowongan pekerjaan untuk 12 orang dengan gaji 15.600 Poundsterling atau sekira Rp286,4 juta. Tugas pekerjaannya pun mudah, tinggal selonjoran saja di matras yang dibuat miring enam derajat di bawah garis horizontal, selama dua bulan.
Bukan rebahan biasa, tapi para kandidar diwajibkan melalui beberapa rangkaian percobaan atau penelitian dengan diminta mengayuh pedal sepeda sambil tiduran. Selain itu mereka juga akan diputar-putar dalam posisi yang sama, dan semua percobaan harus dilakukan dengan bahu tetap menyentuh matras, dilansir dari Daily Mail, Jumat (26/5/2023).
Tugas rebahan semakin berat karena aktivitas seperti makan, mandi, dan istirahat harus diambil dari posisi ini. Posisi itu ternyata sangat penting karena kondisi itu akan membuat darah mengalir ke kepala dan otot hilang karena kurang digunakan.
Lewat penelitian ini nantinya diharapkan bisa didapatkan data, untuk membantu para ilmuwan agar bisa memahami perubahan yang dialami tubuh manusia saat berada di luar angkasa. Dari situ para peneliti ESA memantau bagaimana reaksi tubuh peserta.
"Studi tidur ini merupakan cara untuk menguji langkah-langkah untuk melawan beberapa aspek negatif dari hidup di luar angkasa," bunyi keterangan resmi ESA.
"Selama misi luar angkasa, tubuh astronot mengalami beragam perubahan karena kurangnya gravitasi. Mata hingga jantung mereka terpengaruh, dan otot serta tulang mulai melemah," sambung keterangan resmi ESA.
Salah satu bagian penelitian yang menarik adalah aktivitas bersepeda. Peneliti ESA memasang sepeda khusus di bagian bawah matras yang bisa dikayuh secara horisontal.
Aktivitas ini diadakan, karena para ilmuwan ESA menyakini bersepeda akan sangat baik buat para astronot yang mengalami perubahan kondisi tubuh saat berada di luar angkasa.
"Kami mendorong para sukarelawan untuk mencapai upaya maksimalnya dengan bersepeda, dan kemudian membandingkan dampaknya dengan mereka yang tidak bersepeda sama sekali," kata Rebecca Billette, kepala penelitian klinis di MEDES, Institute for Space Medicine and Physiology di Toulouse, Prancis.
Disampaikan Van Ombergen, salah satu peneliti ESA, temuan dari penelitian ini diyakini tidak hanya berguna buat astronot tapi juga sangat bermanfaat buat perawatan orang tua.
"Hasil dari analog ruang bisa berguna untuk merancang perawatan yang lebih baik untuk orang tua, serta pasien dengan kondisi muskuloskeletal dan osteoporosis," jelasnya.
(Rizky Pradita Ananda)