Pernah Dibom Jepang, Inilah Alasan Kenapa Dinamakan Bandara I Gusti Ngurah Rai

Melati Pratiwi, Jurnalis
Minggu 07 Mei 2023 10:01 WIB
Gerbang masuk Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali (Foto: MPI/Chusna)
Share :

BANDARA I Gusti Ngurah Rai tentu saja tidak asing di telinga para pelancong, khususnya yang kerap bolak-balik Pulau Dewata. Ya, I Gusti Ngurah Rai ini merupakan sebuah bandara internasional yang terdapat di Bali.

Pernahkah terpikir kenapa bandara tersebut dinamakan I Gusti Ngurah Rai? Nama yang disematkan pada bandara seperti mengacu pada nama seseorang.

Benar, I Gusti Ngurah Rai diambil dari nama seorang pahlawan. Berdasarkan beberapa sumber, I Gusti Ngurah Rai merupakan seorang Brigadir Jenderal TNI (Anumerta) di era tahun 1917 hingga 1946.

Sosok I Gusti Ngurah Rai memiliki jasa besar bagi kemerdekaan. Ia berdiri sebagai panglima pertama satuan angkatan bersenjata Republik Indonesia di Kepulauan Sunda Kecil guna memimpin perlawanan bersenjata anti Belanda di Pulau Dewata.

Sayang, nyawanya tak bisa diselamatkan dalam pertempuran dengan pasukan Belanda di dekat Desa Marga. I Gusti Ngurai Rai pun gugur pada November 1946.

Bandara I Gusti Ngurah Rai (Foto: Okezone.com)

Sejarah singkat Bandara I Gusti Ngurah Rai

Tahukah Anda bahwa dahulu masyarakat menyebut Bandara I Gusti Ngurah Rai sebagai 'Pelabuhan Tuban' sebelum pemerintah mengubah namanya? Untuk lebih jelas perhatikan dahulu sejarah singkat bandara satu ini.

Bandara Ngurah Rai sudah dibangun sejak tahun 1930 silam oleh Department voor Verkeer en Waterstaat atau dikenal juga Departemen Pekerjaan Umum. Mulainya, bandara ini memiliki landasan pacu airstrip sepanjang 700 meter dari rumput dan berada di area Tuban.

Oleh karena itu, masyarakat lantas menyebutnya sebagai Pelabuhan Udara Tuban. Bandara tersebut punya nama lain yakni South Bali, yang kerap menjadi tempat mendarat Royal Netherlands Indies Airways.

Tragedi terjadi di tahun 1942, di mana airstrip South Bali atau Pelabuhan Udara Tuban ini dibom oleh Tentara Jepang. Setelah itu, bandara dikuasai Jepang dan sempat dijadikan tempat mendarat pesawat tempur maupun pesawat angkut milik Jepang.

Pihak Jepang pun memperbaiki airstrip kerusakan yang disebabkan oleh bom dengan pear still plate atua sistem pelat baja.

Lanjut pada era setelah kemerdekaan yakni 1947, panjang landas pacu diperbesar dari 700 meter menjadi 1.200 meter.

Dua tahun berikutnya pun gedung terminal hingga menara pengawas sederhana mulai dibangun. Pemerintah Indonesia juga sadar akan potensi kepariwisataan Bali.

Hingga pada akhirnya, dibangunlah gedung terminal internasional dan landas pacu diperpanjang lagu ke arah barat menjadi 2.700 meter dan overrun 2.100 meter. Proyek ini berlangsung mulai tahun 1963 sampai 1969.

Dalam proses pengembangan bandara tersebut, dilakukan juga reklamasi pantai sejauh 1.500 meter. Pada 10 Agustus 1966, temporary terminal dan runaway proyek Airport Tuban selesai dan pemerintah mulai meresmikan layanan penerbangan internasional.

Tiga tahun berselang, pengembangan Pelabuhan Udara Tuban benar-benar rampung. Hal ini kemudian ditandai oleh peresmian dari Presiden Soeharto pada 1 Agustus 1969.

Momen ini sekaligus menjadi awal nama Pelabuhan Udara Tuban resmi berganti Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

(Rizka Diputra)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya