MAKANAN lokal Indonesia tempe goreng dinobatkan menjadi salah satu makanan vegan terenak di dunia. Tempe goreng mengalahkan beberapa menu populer di dunia seperti spaghetti aglio e olio asal Italia, Hummus dari Timur Tengah, hingga Avocado Toast dari Amerika Serikat.
Tempe merupakan makanan terenak di dunia ke-4, berdasarkan review Taste Atlas, ensiklopedia makanan dunia. Tentu ini jadi kebanggaan kita bersama, makanan yang dianggap 'kampungan' bisa berada di posisi puncak dunia.
Tempe adalah salah satu makanan tradisional khas Indonesia. Makanan ini banyak diproduksi di pulau Jawa, tepatnya di Jawa Tengah dan sekitarnya.
Makanan vegan ini terbuat dari biji kedelai yang difermentasikan dengan ragi tempe. Lewat proses fermentasi tersebut biji kedelai mengurai menjadi senyawa yang lebih mudah dicerna tubuh.
Menurut laporan Badan Standardisasi Nasional (BSN), tempe seutuhnya berasal dari Indonesia, bukan makanan yang dibawa oleh negara lain yang masuk ke Indonesia. Tidak jelas kapan pertama kali tempe dibuat, tapi sejak beradab-adab silam, makanan tradisional ini sudah dikenal masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta.
"Dalam manuskrip Centhini, ditemukan bahwa masyarakat Jawa pada abad ke-16 telah mengenal tempe," jelas laporan tersebut, dikutip MNC Portal, Senin (24/4/2023).
Di manuskrip itu, tempe disebutkan sebagai hidangan bernama jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan. Asal usul kata tempe diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada masyarakat Jawa Kuno, dikenal suatu makanan berwarna putih yang terbuat dari sagu, makanan itu bernama tumpi.
Nah, makanan bernama tumpi itu dipercaya punya kesamaan dengan tempe segar yang juga berwarna putih. Dari sanalah dipercaya asal usul kata tempe.
Indonesia tercatat sebagai produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50 persen kedelai diolah menjadi tempe, 40 persen menjadi tahu, dan 1 persen produk lainnya, misal tauco, kecap, dan lain-lain. "Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 6,45 kilogram," ungkap laporan tersebut.
Bukan cuma di Indonesia, tempe juga disukai banyak masyarakat dunia. Masyarakat Eropa misalnya, mereka sudah lama mengenal tempe.
Tempe bisa terkenal di Eropa berkat imigran asal Indonesia yang menetap di Belanda. Dari Belanda jugalah keberadaan tempe menyebar ke negara Eropa lain seperti Belgia hingga Jerman. "Tempe sudah terkenal di beberapa negara Eropa sejak 1946," catat laporan itu.
Di Amerika Serikat, tempe populer berkat Yap Bwee Hwa pada 1958. Yap Bwee Hwa diketahui adalah warga Indonesia yang pertama kali melakukan penelitian ilmiah mengenai tempe. Di Jepang, tempe diteliti secara ilmiah sejak 1926 dan mulai diproduksi secara komersial sekitar 1983.
(Martin Bagya Kertiyasa)