Lezatnya Mi Koclok Panjunan, Sajian Unik dari Desa Bernuansa Arab di Cirebon

Salman Mardira, Jurnalis
Kamis 20 April 2023 04:45 WIB
Mi Koclok Panjunan (ANTARA/Dharma Shanti)
Share :

KULINER Cirebon bukan hanya empal gentong. Ada juga mi koclok yang rasanya sangat khas dan legendaris. Mi koclok adalah sajian unik dari Panjungan, desa kecil di Kota Cirebon hasil akulturasi budaya Arab, Jawa, dan China.

Mi koclok Panjunan cocok jadi santapan untuk buka puasa bagi para pemudik yang melewati Cirebon. Mi koclok bisa ditemukan di kedai yang kini dikelola oleh Ahmad Yakub sebagai generasi penerus keempat. Kedai ini berdiri di sebuah ruko kecil dengan empat meja di dalamnya.

Mereka cuma memiliki sekitar enam pegawai. Satu orang membantu Ahmad Yakub untuk menerima pesanan dan mengantarkan mi dari sisi kompor, satu orang berperan sebagai kasir, sedangkan empat lainnya mengelola bagian belakang dapur untuk mengurus minuman dan keperluan lainnya.

Bagi pemudik yang tertarik mencicipi, Anda bisa datang dengan jam buka yakni 15.00 sampai 22.00 WIB pada hari-hari biasa, dan 16.00 sampai 22.00 WIB ketika bulan Ramadhan.

 BACA JUGA:

Melansir dari ANTARA, kedai ini letaknya berada di Jalan Pekarungan Nomor 100, Panjungan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, salah satu gang di desa yang dikepung oleh rumah-rumah bergaya mur yang bernuansa budaya timur.

Ahmad Yakub, sang penjual, mengatakan keluarganya sudah berjualan sejak tahun 1970-an. Dulu, kakek buyutnyalah yang berjualan. Singkat kisah, Mi Koclok Panjunan yang dijual oleh sang kakek pada masa itu masih dijinjing mengelilingi daerah sekitar sambil berjalan kaki.

 

Mi Koclok (IG @depe.annisa)

Tapi, karena rasanya yang otentik dan memiliki kuah yang amat sangat kental dari mi pada umumnya, Mi Koclok Panjunan menjadi primadona warga sekitar. Saking banyak yang ketagihan, para langganan tetap pun memaksa si kakek untuk berjualan di tempat tetap, agar akses untuk hiburan lidah mereka bisa didapat jauh lebih mudah. Akhirnya dengan bujuk rayu penggemarnya, si kakek berhasil mendirikan kedai di gang itu pada tahun 1980-an.

Yakub membeberkan bahwa rahasia di balik cita rasa mi yang otentik itu adalah guyuran kuah berwarna putih kental yang keluarganya buat dengan menggunakan santan dan kaldu ayam berasal dari tetelan dan tulang ayam yang digodok dalam beberapa waktu sampai mendidih.

 BACA JUGA:

Bahan utama dari hidangan yang ia buat terdiri atas mi kuning lurus dan taburan ayam yang sengaja sudah disuwir-suwir. Usai dikoclok di dalam air rebus yang mendidih, mi dituangkan ke sebuah piring pipih putih. Untuk menikmatinya, pelanggan cukup bayar Rp20 ribu per porsi.

Mi koclok akan semakin memanjakan lidah setelah penjual menambahkan siraman kuah beserta taburan topping berupa sayuran seperti kecambah, kol, dan daun bawang.

 

Sementara, protein hewani lain yang disediakan sebagai topping adalah telur rebus yang diiris tipis-tipis. Anda diperbolehkan menambah topping, namun akan dikenakan biaya lebih.

 BACA JUGA:

Begitu mi masuk ke dalam mulut, lidah bisa merasakan tiap untaian mi yang kenyal itu secara sempurna terbalut ke dalam kuah yang gurih dan memberikan efek hangat di dalam perut. Bila menyukai makanan yang sedikit bertekstur keras, penikmat bisa menambahkan stik pangsit bumbu balado sebagai alternatif topping lainnya dengan harga Rp2 ribu saja.

Bagi pecinta rasa yang lebih tajam atau pedas, disarankan untuk menaburkan lebih banyak bumbu lain yang disediakan langsung di tiap meja, yakni sambal merah, lada, dan garam.

Kemudian, ada satu hal lagi yang membedakan Mi Koclok Panjunan dengan mi lain. Hal itu adalah cara pembungkusannya. Bila biasanya mi dibungkus ke dalam wadah seperti styrofoam atau plastik bening kiloan untuk dibawa pulang, keluarganya secara turun temurun justru memilih membungkus mi dengan daun pisang uang kemudian dibalut lagi dengan kertas cokelat.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita Women lainnya