RANGKASBITUNG merupakan Ibu Kota Kabupaten Lebak, Banten. Kota kecil bersejarah ini bisa diakses dari Jakarta dengan KRL melalui Stasiun Tanah Abang.
Lalu dari mana asal usul nama Rangkasbitung? Apakah kawasan ini sudah ada sejak zaman dulu, atau ada kaitannya dengan legenda-legenda Banten.
Dikutip dari laman Budaya Indonesia, Rangkasbitung terdiri dari dua suku kata yaitu "Rangkas" yang berarti Patah, dan "Bitung" merupakan nama satu rumpun bambu. Jadi jika digabungkan keduanya terciptalah nama Rangkasbitung, di mana hingga saat ini penyebutan itu masih digunakan.
BACA JUGA:Asyiknya Ngabuburit Bareng Keluarga Sambil Mancing di Rancalinta Rangkasbitung
Sementara itu di balik nama Rangkasbitung yang berasal dari dua suku kata, terdapat legenda di dalamnya. Konon katanya, ada kaitannya dengan terciptanya wilayah Rangkasbitung ini.
Pada zaman dahulu kala, tumbuh suatu rumpun bambu yang sangat besar. Saat itu para penduduk menyebutnya Awi Bitung (Bambu Bitung).
Awi Bitung ini dijadikan sumber mata pencaharian penduduk, seperti bahan anyaman, peralatan rumah tangga, dan lain sebagainya.
Kemudian para penduduk saat itu mulai mengeramatkan awi atau bambu tersebut. Mereka mulai menyembah dan memberi sesajen kepada Awi Bitung tersebut.
BACA JUGA:Kawasan Alun-Alun Rangkasbitung Ditutup karena Corona
Kemudian pada suatu hari, datang seorang ulama ke daerah Awi Bitung. Ia yang terkejut karena melihat para penduduk menyembah serumpun bambu. Lalu ulama itu mencoba mengingatkan dan menasihati warga, agar tidak melakukan hal itu lagi karena merupakan perbuatan musyrik atau menyekutukan Allah SWT.
Akan tetapi, para penduduk tersebut malah mengusir ulama itu secara tidak baik. Kemudian ulama tersebut memilih mengalah dan meninggalkan wilayah yang warganya menyembah awi. Namun tak disangka, beberapa saat kepergian sang ulama tersebut, tiba-tiba munculah angin yang sangat kencang.